Si pengelola kemudian meneriakkan sesuatu yang kurang jelas ke arah belakang. Sesaat kemudian seorang perempuan berbaju dan jilbab cokelat muncul dan berjalan mendekat.
"Mau sedekah minyak ya, Kak?" Tanya si perempuan.
Namanya Mentari, seorang pegawai administrasi di BSI Rumah Harum. Setelah menyerahkan kurang lebih 2,5 liter minyak jelantah kami pun mengobrol sedikit. Ia menjelaskan bahwa nantinya minyak-minyak tadi akan diambil perusahaan dan diolah menjadi biodisel.
BSI Rumah Harum Depok menjadi tempat yang saya kunjungi rutin setiap bulan selama 3 tahun terakhir. Di sinilah saya menamatkan minyak jelantah yang sudah saya kumpulkan setiap hari. Pilihannya ada 2, disedekahkan atau ditimbang. Kalau ditimbang maka per kg dihargai 7000 rupiah. Saya biasanya memilih untuk disedekahkan.
Hari itu saya memang hanya membawa minyak jelantah, tapi sebelum-sebelumnya saya juga membawa pakaian bekas tidak terpakai, sepatu, tas, botol plastik dan sesekali lampu yang sudah tidak bisa digunakan. Barang-barang itu saya kumpulkan sesuai kategori. Setelah jumlahnya cukup banyak, barulah saya serahkan ke BSI Rumah Harum Depok.
Di Depok ada 2 bank sampah induk, BSI Rumah Harum dan Bank Sampah Depok Hijau. Di kedua tempat itulah sampah yang sudah dikumpulkan unit bermuara. Mobil pick up yang berpapasan dengan saya tadi adalah sarana transportasi penjemputan menuju ke bank sampah unit. Di Depok sendiri tercatat ada kurang lebih 391 bank sampah unit yang tersebar di setiap kelurahan.
Sampah yang diterima oleh BSI Rumah Harum di antaranya sampah anorganik dan minyak jelantah. Â Kategori sampah anorganik sangat bervariasi mulai dari kardus, gelas, tutup galon, ban luar mobil dan motor, tembaga, kawat spring bed, karpet, kulit kabel, karung, alumunium, majalah, baju sepatu hingga wajan dan panci. Tidak hanya dari warga, bank sampah induk ini juga menerima sampah dari perusahaan dan rumah sakit.
Pengolahannya sendiri bermacam-macam, contohnya untuk pakaian dan sepatu layak pakai akan diobral di pasar minggu pagi, untuk botol plastik akan diolah menjadi biji plastik, sementara minyak jelantah akan diolah menjadi biodisel. BS Rumah Harum sendiri berfungsi hanya sebagai pengepul, sementara proses lebih lanjut akan dilakukan oleh perusahaan yang membutuhkan.
Biodisel adalah bahan bakar alternatif yang diproduksi dari berbagai macam bahan organik atau alami seperti minyak kelapa sawit, kedelai, jarak pagar, atau bahan organik atau alami yang tersedia lainnya. (pertamina)