Di samping lukisan "Subuh Keliling Wali Kota Diani Budiarto" ada lukisan raja Salman yang tengah berpamitan dari balik kaca mobil. Lukisan ini seolah menjadi bukti bahwa kota Bogor kerap dipilih sebagai tempat menjamu para pemimpin-pemimpin dunia yang berkunjung ke Indonesia.
Seluruh lukisan-lukisan yang ada di galeri Bumi Parawira lahir dari hasil riset panjang dan mendalam yang kemudian divisualisasikan oleh para seniman kota Bogor. Risetnya sendiri memakan waktu 9 bulan dengan melibatkan 30 orang yang terdiri dari akademisi, sejarawan, pegiat sejarah, arsitek, pelukis serta komunitas kreatif.
Selain lukisan di sana juga dipamerkan beberapa diaroma seperti pembangunan tugu kujang, Â naskah legendari Bung Karno serta instalasi kendaran Bemo.
Yang menarik perhatian adalah adanya beberapa instalasi yang disusun sedemikan rupa, yang membuat tempat itu masuk dalam kategori instagrammable. Ada instalasi Bogor sebagai kota hujan yang divisualisasikan dengan lampu berwarna putih berbentuk horizontal. Lampu-lampu itu menggantung di langit-langit layaknya hujan. Â
Spot peringatan pandemi covid 19 juga turut dihadirkan dengan visualisasi ornamen-ornamen berwarna putih, biru dan merah. Ratusan masker putih biru di susun rapi dan ditempel di gerbang spot ini seolah mengingatkan kita bahwa masyarakat pernah sangat dekat dengan benda-benda itu.
Perjalanan waktu perlahan-lahan kembali ke masa depan. Para pengunjung puas, selain bisa mengetahui sejarah cerita kota Bogor, mereka juga pulang membawa oleh-oleh foto estetik yang siap diunggah ke berbagai sosial media. Terima kasih sudah menemani saya jalan-jalan. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H