Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Administrasi - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Lifestyle | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Gedung Bekas DPRD Disulap Jadi Perpustakaan dan Galeri, Bukti Kota Bogor Serius Soal Literasi

29 Januari 2024   14:10 Diperbarui: 8 Februari 2024   22:02 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Australian Reading Corner (sumber : dok.pri/irerosana)

Namanya Anggi, seorang mahasiswi UPN Veteran Jakarta. Dia membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit untuk sampai ke perpustakaan kota Bogor. Rumahnya di Cilebut.

Anggi adalah seorang perempuan muda yang tanpa sengaja saya temui di ruang baca anak. Ini sudah kali ke 5-nya berkunjung ke Perpustakaan Bogor. Ia biasanya datang untuk membaca atau mencari referensi tugas kuliah. 

Berbeda dari biasanya, kali ini ia mengajak adiknya yang masih duduk di Taman Kanak-Kanak untuk dikenalkan dengan buku-buku.

Lokasinya di jalan Kapten Muslihat No. 21. Dari pintu keluar timur stasiun Bogor, kita tinggal berjalan ke arah timur menuju ke Kebun Raya Bogor. 

Hanya butuh berjalan sekitar 290 meter dan belum sampai ke bibir Kebun Raya, kita akan bertemu gedung warna abu terang dengan atap berbentuk segitiga. Di bawahnya ada tulisan "Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor" berwarna biru dan kuning.

Gedung ini semula milik DPRD Kota Bogor. Sempat terbengkalai selama satu tahun sejak DPRD pindah ke jalan Pemuda Tanah Sereal (2019) gedung ini akhirnya direnovasi untuk dijadikan perpustakaan dan galeri.

Semua ini tak luput dari peran besar sang walikota Bima Arya Sugiarto yang punya perhatian besar terhadap dunia literasi. Menurut Bima, membaca adalah bermimpi dengan mata terbuka, berlari dengan segenap jiwa. Buku menurutnya adalah jembatan menuju impian dan perpustakaan adalah sumber peradaban.

Dengan keyakinan itu ia menggelontorkan dana APBD sebesar 15 miliar untuk memulai renovasi di tahun 2021. Di tahun 2022 ia menambah jumlah dana sebesar 10 miliar yang difokuskan pada interior gedung serta 2,9 miliar lagi untuk membangun sarana penunjang.

Jadilah tanggal 17 Desember 2022 perpustakaan kota Bogor diresmikan. Gedung ini terdiri dari 3 lantai. lantai 1 dan 2 untuk perpustakaan dan lantai 3 nantinya digunakan untuk Galeri Bumi Parawira. 

Berbeda dengan perpustakaan, galeri Bumi Parawira dibangun tanpa menggunakan dana APBD sama sekali dan hanya memanfaatkan kerjasama CSR seperti Bank BJB, para pengusaha serta komunitas.

Dengan restu dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) pusat, gedung perpustakaan kota Bogor siap menjadi wadah bagi masyarakat serta komunitas- komunitas di kota Bogor untuk menambah ilmu pengetahuan, berekspresi serta mengembangkan diri. 

Sebagai bentuk dukungan, Perpusnas sendiri telah menghibahkan 15 komputer dan 2500 eksemplar untuk si anak baru.

Lebih dari sekadar perpustakaan

Animo masyarakat Bogor untuk melihat wujud baru perpustakaan Bogor bisa dibilang cukup besar. Ada kurang lebih 150 orang berkunjung setiap harinya. 

Tujuannya bermacam-macam, ada yang ingin sekadar membaca dan meminjam buku, ada yang mencari referensi serta tempat nyaman untuk nugas, ada yang mencari wifi gratis serta ada juga yang hanya ingin berkunjung ke galeri Bumi Parawira di lantai 3.

Ketika saya datang, sejumlah anak-anak berseragam TK tengah berkumpul menunggu instruksi dari sang guru. 

Tak hanya satu kelompok, saya beberapa kali bertemu kumpulan anak-anak SD dan TK di beberapa titik lain dengan seragam yang berbeda-beda. 

Rupanya di hari itu, ada 4 sekolah yang melakukan kunjungan.

Kunjungan salah satu sekolah ke Perpustakaan Kota Bogor (sumber : dok.pri/irerosana)
Kunjungan salah satu sekolah ke Perpustakaan Kota Bogor (sumber : dok.pri/irerosana)

Menurut petugas, sekolah yang ingin berkunjung ke galeri Bumi Parawira harus melakukan reservasi dan konfirmasi terlebih dahulu namun, hal ini tidak berlaku bagi yang hanya ingin mengunjungi perpustakaan. 

Pembatasan ke galeri di maksudkan agar tidak terjadi penumpukan pengunjung yang mana dianggap bisa mengganggu koleksi-koleksi yang ada di sana.

Lantai pertama perpustakaan kota Bogor terbagi menjadi beberapa ruang. Lobi yang berisi tempat informasi, tempat sirkulasi buku dan tempat pendaftaran pengunjung. Ada juga ruang baca anak, tempat loker, ruang laktasi, ruang playground serta ruang disabilitas.

Ruang baca anak bisa dibilang cukup besar dan nyaman. Tempat bacanya berbentuk lesehan dengan alas karpet berwarna abu. Beberapa meja berwarna kuning di letakkan di atas karpet untuk memudahkan pengunjung membaca sembari meletakkan siku.

Ruangan itu disetting sedemikian menarik baik dari segi pilihan gambar maupun warna cat. Di sisi kiri pintu masuk terdapat perosotan yang kanan kirinya dipasang tali jaring berwarna putih. Seorang anak tengah berada di perosotan sembari memegang buku cerita ketika saya tiba di sana.

Ruang baca anak perpustakaan kota Bogor (Sumber : dok.pri/irerosana)
Ruang baca anak perpustakaan kota Bogor (Sumber : dok.pri/irerosana)

Seorang anak tengah membaca buku diperosotan perpustakaan kota Bogor (sumber : dok.pri/irerosana)
Seorang anak tengah membaca buku diperosotan perpustakaan kota Bogor (sumber : dok.pri/irerosana)

Berbeda dengan lantai 1, lantai 2 terlihat lebih ramai pengunjung. Di sana ada 2 ruang baca utama, ruang referensi, pojok baca digital, auditorium serta lobi.

Sebuah pojok baca berjudul Australian Reading Corner menyempil di sebelah barat lobi. Beberapa buku terbitan Australia terlihat menempati rak kecil pojok baca tersebut.

26 Juni 2023 lalu, Bima Arya dan Duta Besar Australia Penny Williams sama-sama meresmikan area baca tersebut. Sejumlah 300 buku berupa sastra, seni, makanan, pendidikan, sejarah, masyarakat, dan budaya Australia didonasikan oleh KeduBes Australia untuk mengisi si pojok baca.

Kerjasama ini adalah salah wujud kebanggaan pemerintah Australia terhadap para alumi Australia di Indonesia yang salah satunya sudah menjadi Walikota Bogor, Bima Arya.

Bima diketahui pernah menempuh pendidikan Masters of Arts in Development di Monash University (2001) serta PhD in Pacific and Asian Studies di Australian National University (2006).

Australian Reading Corner (sumber : dok.pri/irerosana)
Australian Reading Corner (sumber : dok.pri/irerosana)

Di sebelah utara lobi ada juga Literasi Pojok Pariwisata yang dihadirkan oleh Politeknik Sahid. Tidak terlalu besar, hanya rak berukuran kurang lebih 1.5 x 1.5 meter. Beberapa buku bertemakan pariwisata dari berbagai daerah di Indonesia nangkring di rak tersebut.

Di belakang pojok Pariwisata ada ruang baca utama 2. Sejumlah anak berseragam Sekolah Dasar gagal memelankan suara serta candaannya. Mereka mungkin lupa tengah berada di mana, sementara itu sejumlah muda mudi terlihat memenuhi tempat duduk dan sibuk dengan laptop masing-masing.

Yang membedakan ruang baca 1 dan 2 adalah kategori koleksinya. Ruang baca 1 berisi koleksi buku-buku bahasa, ilmu pengetahuan sosial, agama, filsafat, psikologi, komputer informasi dan karya umum sementara ruang baca 2 lebih banyak berisi buku-buku sastra, geografi, sejarah dan kesenian.

Suasana ruang baca utama perpustakaan kota Bogor (sumber : dok.pri/irerosana)
Suasana ruang baca utama perpustakaan kota Bogor (sumber : dok.pri/irerosana)

Pengunjung membawa laptop masing-masing (sumber: dok.pri/irerosana)
Pengunjung membawa laptop masing-masing (sumber: dok.pri/irerosana)

Pojok baca digital diruang baca utama (sumber : dok.pri/irerosana)
Pojok baca digital diruang baca utama (sumber : dok.pri/irerosana)

Salah satu hal yang menarik dari perpustakaan Bogor ini adalah dindingnya yang dipenuhi hasil karya lukisan serta sketsa dari para seniman Bogor. Di masing-masing karya tercantum informasi nama si seniman, judul karya, ukuran serta harga jual. 

Salah satu sketsa berjudul "Wayang Golek Bogor" karya Diyan Bijac di hargai 1.5 juta rupiah. Ada juga karya berjudul "Bung Karno dan Nikita Khrushchev" yang dihargai 5 juta rupiah dan masih banyak lagi.

Karya ilustrasi berjudul
Karya ilustrasi berjudul "Bung Karno dan Nikita Khrushchev" (sumber : dok.pribadi/irerosana)

Karya-karya dari seniman Bogor di perpustakaan kota Bogor (sumber : dok.pri/irerosana)
Karya-karya dari seniman Bogor di perpustakaan kota Bogor (sumber : dok.pri/irerosana)

Karya-karya tersebut kabarnya akan dipajang selama 1 tahun ke depan dengan tema yang berbeda-beda setiap bulannya. Pameran ini sendiri merupakan hasil kerjasama antara Dinas Arsip dan Perpustakaan (Diarpus) dengan para seniman kota Bogor.

Sebuah paduan yang menarik. Selain membaca buku, pengunjung perpus juga bisa menikmati bahkan membeli karya seni dari para seniman kota Bogor.

"Mbak mau kemana?" seorang pria berpakaian hitam menghentikan langkah saya.
"Ee...ke atas Pak." Balas saya canggung seperti bocah yang ketangkap basah habis main hujan-hujanan sepulang sekolah.

"Mbaknya sudah daftar belum? harus reservasi dulu Mbak kalau mau ke lantai 3!" Jelas di Bapak dengan raut serius.

"Tadi coba reservasi tapi kuota hari ini sudah penuh, Pak." Saya menjawab dengan tanpa rasa bersalah.

"Tidak bisa Mbak, tetap harus reservasi dulu. Silakan Mbaknya reservasi untuk hari lain." Si Bapak memberi opsi yang tak bisa saya tawar.

Huft, saya menghela napas. Pupus sudah harapan saya untuk masuk ke galeri Bumi Parawira. Mau tak mau saya harus reservasi dan mendapat jadwal di hari berikutnya.

Terima kasih teman-teman Kompasianer, tadinya saya mau menunjukkan isi dari lantai 3 perpustakaan Bogor yaitu Galeri Bumi Parawira yang sedang viral itu tapi terkendala administrasi sehingga saya harus kembali lagi ke Bogor keesokan harinya. 

Semoga teman-teman berkenan membaca part 2 yang khusus berisi tentang Galeri Bumi Parawira. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk jalan-jalan bersama saya. Salam.

Part 2, Bumi Parawira

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun