Ia menambahkan, jika ingin membawa pulang, lebih disarankan untuk meminjam di perpustakaan Kota Depok yang letaknya hanya beberapa meter di belakang si perpustakaan mini.
Melihatnya jaraknya yang hanya sejengkal, bisa dibilang perpustakaan DOS hanyalah perpanjangan tangan dari Perpustakaan Kota Depok. Meski begitu bisa juga dibilang sebagai upaya jemput bola karena letak perpustakaan utamanya lebih menjorok ke dalam dan kurang terlihat oleh publik.
Meski tidak terlalu besar namun perpustakaan DOS di lengkapi dengan tempat duduk, meja serta air conditioner. Selain benar-benar membaca buku, pengunjung juga bisa ngadem dengan dalih pura-pura membaca.
Target utama dari perpustakaan mini ini tentu saja para pengunjung DOS serta orang-orang yang bekerja di sekitaran Balaikota itu sendiri. Pengunjungnya sejauh ini belum banyak mengingat usianya yang masih seumur jagung.
Di malam hari area Depok Open Space berubah lebih hangat dan bersinar. Lampu-lampu diletakkan di berapa titik termasuk di area melingkar dan tribun.
Sayangnya saja justru ke sana menjelang tengah hari. Tak ada orang datang ke taman di tengah terik panasnya depok kecuali mereka keras kepala, seperti saya. Tak ada tempat berteduh. Satu --satunya tempat berteduh dari panas dan hujan ya perpustakaan mini tadi.
Sayangnya, tempat tersebut belum dilengkapi dengan fasilitas toilet sehingga jika kebelet satu-satunya tempat terdekat yang bisa dijangkau ya Perpustakaan Kota Depok atau mall terdekat seperti ITC dan Ciplaz.
Ada beberapa pedagang kaki lima seperti penjual rujak, mie ayam serta tarling terpantau di sekitaran area DOS. Karena tak begitu lengkap, saya memilih berjalan 270 meter ke arah utara menuju ITC untuk makan siang.