Satu dua pemulung terlihat memunguti botol-botol tersebut. Bagi mereka momen seperti ini tentu sangat menguntungkan sementara bagi dinas kebersihan hal ini akan menjadi PR tersendiri ketika hari mulai terang.
Sudah tahun 2024 tapi soal menyampah, masyarakat kita rupanya tidak pernah berubah. Padahal pihak penyelenggara sudah menempatkan tempat sampah di beberapa titik lokasi. Jika memang enggan susah beranjak ke sana, bukankah bisa di bawa dulu sampai nanti menemukan tempat sampah? Batin saya.
Kami sengaja melambatkan langkah menuju stasiun karena tahu akan terjadi penumpukan di area pintu masuk. Saya berinisiatif mencari es untuk meredakan dahaga. Sayangnya di jam-jam itu penjual es sudah kehabisan dagangan sementara antrian Alfamart dan alfamidi yang ada di dekat stasiun terlihat mengular tak karuan.
Para pedagang makanan minuman kaki lima memang terpusat di beberapa titik jalan kecil, seperti jalan Blora, terowongan Sudirman dan jalan Kota Bumi. Di tengah kesibukan mencari ke sana ke sini, mata kami tertuju kepada seorang pemuda yang tengah sibuk memecah es batu di jalan Blora tak jauh dari stasiun.
Rupanya pemuda itu adalah penjual es jeruk. Geraknya cepat dan wajahnya kelelahan. Dia bilang kepada kami, jeruknya sedang diambil di rumah. Kami memutuskan menunggu sembari beli beberapa jajanan lain di sekitarnya. Setelah menunggu sekian lama akhirnya si pengambil jeruk datang juga. Rupanya malam tahun baru membawa berkah tersendiri bagi para pedagang kaki lima.
Di luar stasiun terlihat antrian masuk yang sangat panjang dan padat. Petugas sengaja melakukan pembatasan agar tidak terjadi penumpukan di area peron. Kami berinisiatif mencuri start dengan masuk melalui stasiun BNI City tapi setelah sampai sana ternyata antriannya sama banyaknya. Haha, dipikir cuma kami saja yang punya inisiatif, rupanya orang-orang juga jauh lebih pintar.
Setelah berhasil masuk peron, kami harus menunggu kereta selama satu jam. Tadinya saya pikir maksud operasional krl hingga pukul 03.00 itu ya datang tiap 10 menit dan bukan satu jam sekali. Wahasil, terjadilah penumpukan layaknya jam-jam masuk kerja biasa. Wajah-wajah orang-orang terlihat lemas dan mengantuk. Beberapa di antara mereka tidur sembari terduduk dan sisanya bermain Hp untuk membunuh kebosanan.