Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Blogger - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jejak Filosofi Kopi the Series di Sate Sapi Suruh Bu Harkim Salatiga

26 April 2023   20:26 Diperbarui: 26 April 2023   20:34 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu adegan di Filosofi Kopi the Series (tangkapan layar ig @satesapisuruh)

VW Combi warna kuning bertuliskan "Filosofi Kopi" terlihat terparkir di depan warung sate suruh dan bakso Bu Harkim Salatiga. Tepatnya ada di Ruko Mimosa FI-F3 jalan jenderal Sudirman. Lokasinya tak jauh dari pasar raya salatiga dan dekat dengan hotel Grand Wahid.

Di salah satu adegan, para pemain Filosofi Kopi The Series yang terdiri dari Rio Dewanto, Chicco Jerico, Rachel Amanda, Tara Budiman, Abdurrahman Arif terlihat asik mengobrol sembari menyantap sate sapi yang tesaji di depan mereka.

Dalam adegan tersebut Tara Budiman yang berperan sebagai Aga menjelaskan bahwa warung sate suruh bu Harkim tersebut sudah berdiri sejak tahun 1987 maka dari itu termasuk ke dalam satu kuliner Legend di Salatiga.  Warung ini dinamakan sate Suruh karena pemiliknya berasal dari daerah Suruh, Salatiga.

Adegan tersebut terjadi sebelum akhirnya Aga ngamuk setelah bertemu dengan salah seorang kawan lamanya. Oleh temannya, Aga disebut-sebut sebagai "Jokowinya Salatiga" karena bapaknya adalah salah satu pengusaha mebel sukses di Salatiga. Aga sendiri mulai naik pitam ketika kawannya sembari bercanda mulai menyinggung soal dirinya yang kabur dari rumah.

Dala series tersebut, ceritanya Aga adalah salah satu karyawan di Filosofi Kopi yang ikut berjualan kopi dengan berkeliling dari kota ke kota menggunakan VW Combi warna kuning yang sudah di modifikasi.

Ceritanya Combi Filosofi Kopi tengah singgah di kota Salatiga yang sekaligus merupakan kota asal dari Aga. Kota Salatiga adalah salah satu kota kecil di Jawa Tengah yang jarang terdengar di telinga orang, berbeda dengan Solo dan Semarang.

Series dari Filosofi Kopi sendiri ingin mengangkat dan memperkenalkan kuliner lokal salah satunya daerah Salatiga. Salah satu paling legendaris dan tepat ya sate sapi suruh Bu Harkim ini. Usianya sudah hampir 36 tahun dan sudah memiliki beberapa titik cabang.

Saya sendiri sudah sering ke Salatiga tapi baru beberapa waktu lalu mencobanya secara langsung. Saya awalnya justru tahu dari Youtube Ibnu Wardhani dan sang istri (Lita) yang lebih dulu menjajalnya.

Lita memang asli berasal dari Salatiga jadi wajar jika ia paham betul kuliner di daerah kelahirannya. Melihat mereka berdua makan, saya pun jadi kepingin dan mengajak suami untuk mencobanya. Akhirnya ketika pulang kampung dalam perjalanan dari Semarang ke Solo kami berbelok untuk menjajal sate legend tersebut.

Nomor antrian di sate sapi suruh bu Harkim (doc.pribadi/Ire Rosana Ullail)
Nomor antrian di sate sapi suruh bu Harkim (doc.pribadi/Ire Rosana Ullail)

Sampai di sana, terlihat warung tersebut ramai pengunjung. Begitu saya datang langsung mendapat nomor antrian 8A. Setelah menunggu beberapa lama akhirnya saya dipanggil untuk memesan sekaligus mengembalikan nomer antrian. Saya dan suami pun memesan 2 porsi sate ayam dengan ketupat.

Suasana warung sate sapi Suruh bu Harkim Salatiga (doc.pribadi/Ire Rosana Ullail)
Suasana warung sate sapi Suruh bu Harkim Salatiga (doc.pribadi/Ire Rosana Ullail)

Menu andalannya tentu saja sate sapinya, selain itu ada juga sate ayam, bakso serta mie ayam. Harganya juga cukup terjangkau. Untuk satu porsi sate sapi dibanderol Rp.34.000,- sementara sate ayam seharga Rp. 32.000,-. Untuk bakso sendiri dihargai Rp.16.000 sementara mie ayam Rp. 15.000,-

Untuk menu minuman ada es teh, es jeruk, es susu, aneka jus, beras kencur serta soda gembira. Harga minuman sendiri dibandrol mulai dari Rp. 7500 hingga Rp.13.000,-.

Belum juga pesanan datang tapi aroma daging bakar sudah membuat orang tak sabar ingin segera menyantapnya. Begitu pesanan datang saya pun langsung menghabiskannya, kebetulan kami juga memang belum sarapan dari rumah.

Rupanya yang membedakan sate sapi suruh dengan sate yang lain adalah tekstur sambal kacangnya yang sedikit kasar (masih bergerindil). Selain itu untuk orang yang sudah lama tinggal di Jawa Barat seperti saya rasa sambalnya terasa sedikit manis tapi mungkin untuk orang Jawa Tengah tingkat manis seperti itu sudah pas.

Sate sapi suruh bu Harkim Salatiga (Doc.Pribadi/Ire Rosana Ullail)
Sate sapi suruh bu Harkim Salatiga (Doc.Pribadi/Ire Rosana Ullail)

Irisan daging ayamnya sendiri sedikit besar dan aroma daging bakarnya masih menempel di setiap tusuk. Kami menghabiskan sate dan menutupnya dengan meyeruput es jeruk.

Akhirnya setelah sekian puluh tahun tinggal di Semarang dan lewat serta main di Kota Salatiga, saya bisa mencicip kuliner legendaris sate sapi suruh yang juga masuk di Filosofi Kopi the Series.

Buat teman-teman yang mungkin berkunjung ke Salatiga, bisa mencoba salah satu rekomendasi kuliner ini. Untuk tahu lokasi persisnya tinggal buka google map dan ketik sate sapi suruh dan bakso bu Harkim.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun