Dari total 12 bulan dalam setahun, ramadan merupakan salah satu bulan yang cukup padat dan rapat dari segi pengeluaran keuangan. Banyak pengeluaran yang tidak dirasakan dan disadari oleh kebanyakan orang. Tau tau sudah habis saja!
Awal Syawal menjadi puncaknya jumlah pengeluaran. Bahkan beberapa ada yang menyebut penghasilan satu tahun habis dalam satu bulan. Yap, orang-orang tidak terlalu itung-itungan untuk hari raya, toh kalaupun mau dihitung titik pengeluaranya memang banyak juga.
Uang Tunjangan Hari Raya (THR) dipastikan habis dan bahkan kurang untuk memenuhi kebutuhan lebaran. Sebetulnya hal semacam ini memuat 2 sisi, positif dan negatif.
Positifnya alhamdulillah masih diberi kecukupan untuk merayakan di kampung halaman serta bisa berbagi kepada saudara dan keluarga terdekat. Negatifnya adalah seringkali pengeluaran tersebut tidak terkendali, akibatnya hari-hari setelah lebaran jadi keteteran.
Dari sini bisa disimpulkan pentingnya mengatur keuangan sedari ramadan hingga sesudah lebaran agar tidak terjadi pengeluaran di luar batasan. Kita perlu menyadari bahwa masih ada hari setelah lebaran atau minimal hingga hari gajian.
Oleh karena itulah diperlukan upaya-upaya penyelamatan. Jangan sampai setelah pulang kampung, kehidupan kita jadi kurang beruntung dan jangan sampai setelah hari raya hari selanjutnya justru merana.
Lalu bagaimanakan strategi mengatur keuangan agar tidak kebobolan? Simak penjelasan poin-poin berikut.
1. Merencanakan total pendapatan
Hal pertama yang bisa dilakukan adalah merencanakan total pendapatan, dari mana saja serta berapa jumlahnya.
Misalnya untuk pedagang bisa dikira-kira pendapatan yang akan masuk selama kurun waktu ramadan dan lebaran.