Minggu, 12 Juni 2022, pukul 11 siang.Â
Pintu 6 A jalur sepeda motor Jakarta International Expo terlihat lengang. Hanya beberapa kendaraan melintas dengan sabar karena jalan yang dilalui tidak begitu rata. Perjalanan yang kami lalui rupanya cukup lama namun tidak sampai memakan waktu 2 jam.
Meski sudah berupaya berangkat pagi, tetap saja kami tiba saat matahari sedang panas-panasnya. Kami pun meninggalkan parkiran dengan sedikit terburu-buru, berharap kondisi di dalam area PRJ lebih nyaman.
Tak begitu lama kami sudah tiba di depan pintu masuk. Petugas bergegas mengecek tiket digital kami dengan alat scan barcode. Hari sebelumnya kami memang sudah lebih dahulu mendaftar via online. Selain lebih praktis, hal itu juga salah satu bentuk antisipasi jikalau saja terjadi lonjakan antrean. Kami membeli tiket non festival weekend senilai 100 ribu rupiah untuk 2 orang.
Petugas mempersilakan kami masuk sembari menyerahkan 2 lembar kertas berisi kupon-kupon potongan harga. Hikmah berangkat pagi, Jakarta Fair belum sesak oleh manusia tapi juga tidak bisa dibilang sepi. Rupanya banyak orang juga mencuri start dengan datang lebih awal.
Senang sekali rasanya, bukan hanya karena itu pertama kalinya saya berkunjung ke Jakarta Fair tapi juga karena event ini sebagai penanda kondisi Indonesia yang berangsur membaik pasca Covid-19. Seperti halnya tema Jakarta Fair tahun ini, "setelah pandemi, Jakarta Fair bangkit kembali," banyak juga event-event lain di Jakarta yang satu persatu mulai bernapas kembali.
Begitu masuk, kami langsung disambut stand warna-warni dengan berbagai macam bentuk yang unik dan memanjakan mata. Tentu saja saya langsung refleks mengambil ponsel dan mengabadikan keindahan stand-stand tersebut.Â
Ada stand Lemonilo dengan warna hijaunya yang khas, ada kaleng Khong Guan Raksasa, ada stand Bolde dan stand-stand lain seperti ; Kimbo, Milkita, KYT, Yamaha, Honda, Fiesta, Bakpia Pathok, Indocafe, indofood dan lain-lain.