Gerakan inti sendiri berisi perpaduan antara gerakan tangan serta kaki. Bedanya dengan aerobik yang cenderung sering berulang, SKJ jarang melakukan perulangan, terlebih senam SKJ yang baru-baru, duh rumit benar gerakannya. Tapi biar pun sedikit rumit tetap asik dan menyenangkan, beda dengan rumitnya hubungan percintaan, he
Jika teman-teman ingin mencoba SKJ, saya rekomendasikan yang versi 2019, meski gerakannya rumit tapi alunan musiknya bagus-bagus. Ada suara tarian kecak dengan beberapa gerakan yang identik dengan tarian tersebut dan ada juga musik lagu Prau Layar yang membuat kita semakin rindu kampung halaman. Kita? Eh, saya maksudnya.
Setelah kita berpusing-pusing ria, tibalah pada tahap relaksasi atau pelemasan. Tujuan dari relaksasi adalah mengembalikan kondisi serta detak jantung agar kembali normal seperti semula. Musik yang digunakan pun beralih melow seiring dengan gerakannya yang lambat.
Untuk relaksasi lagi-lagi saya suka dengan versi 2019 karena menggunakan lagu Sarinande versi slow. Saya jadi teringat pernah menari dengan lagu ini diacara 17an  semasa masih duduk di bangku SD. hehehe
Pada tahap pelemasan kecepatan gerak kaki mulai berkurang diganti dengan gerakan yang berayun-ayun. Contoh gerakannya adalah mencondongkan tubuh, kaki dan tangan ke arah kanan dengan lambat sesuai irama musik, kemudian berganti ke arah kiri. Pada setiap gerakan yang dilakukan dibarengi juga dengan latihan pernapasan berupa menarik napas kemudian mengeluarkannya.
Nah, itulah tadi nostalgia sehat dengan senam SKJ yang kini menjadi rutinitas selama  ramadan. Meski tak bisa ke mana-mana kita harus tetap mejaga kesehatan karena untuk melawan virus tubuh kita harus sehat dan stamina harus terjaga. Salam sehat.
 Reff
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H