Ramadan kali ini banyak dihujani berita mengenai sedekah. Mulai dari yang negatif seperti kasus Ferdian Paleka yang membuat prank sembako sampah sampai dengan kabar aktor Bollywood Amir Khan yang menyalurkan sembako dengan cara yang unik dan cerdas.
Yang pertama tentu tidak perlu dibahas lebih lanjut, tapi yang kedua cukup membuat penasaran. Aktor senior Bollywood tersebut memiliki cara yang unik untuk menyalurkan sembako kepada para korban covid 19 yang kurang mampu. Ia membagi-bagikan tepung 1 kg ke daerah miskin di India. Banyak orang menolak karena melihat bantuan tersebut hanya berisi 1 kg tepung namun tak sedikit pula yang tetap mengambilnya.
Terkejut, rupanya di dalam 1 kg tepung tersebut terselip 15 rupee atau sekitar 3 juta rupiah. Amir Khan memang sengaja menyusun taktik sedemikian rupa, ia yakin bahwa orang yang benar-benar kekuranganlah yang akan mendekat untuk mengambil bantuan 1 kg tepung. Harapannya, bantuan yang ia kirim benar-benar tepat sasaran.
Aneka rupa bentuk dan cara orang bersedekah. Ada yang memanfaatkan momen sedekah untuk unjuk gigi seperti kasus yang terjadi pada Bupati Klaten, ada pula yang bersedekah dengan diam-diam karena menghindari opini negatif, tapi ada juga yang harus memakai strategi seperti Amir Khan agar benar-benar tepat sasaran.
Kita tidak akan pernah benar-benar tahu keikhlasan orang dalam bersedekah. Dan biarlah itu menjadi ranah Tuhan yang mampu menilai dan mengganjarnya.
Sedekah ala sahabat Utsman ibn 'Affan
Dalam islam kita juga bisa belajar makna kedermawanan dari salah satu sahabat nabi Utsman ibn 'Affan ra. Utsman adalah salah satu sahabat yang paling disayangi nabi karena memiliki banyak sifat-sifat mulia, saking sayangnya sampai-sampai nabi bersabda, "Setiap nabi memiliki teman di surga dan temanku di surga adalah Utsman."
Utsman juga dikenal sebagai seorang yang dermawan, ia menilai bahwa harta hanyalah dedaunan kering. Ia memberikan sumur Ruman untuk kaum muslimin dan memerdekakan seorang hamba sahaya setiap hari jum'at berapapun harga yang harus ditebus dari tuannya. (dalam buku "Utsman ibn 'Affan", Khalifah Penjunjung Al-Qur'an karya Khalid Muhammad Khalid)
Jika ada istilah sedekah menyuburkan rizki maka Utsmanlah buktinya. Tentu kita sering mendengar istilah rekening abadi Utsman ibn 'Affan, di mana harta beliau yang berupa hotel masih berfungsi dan mengalirkan rejeki hingga sekarang dan separuh dari keuntungan hotel masih rutin disedekahkan ke fakir miskin. Subhanallah, bahkan setelah wafat pun sahabat Utsman masih bisa melakukan sedekah tanpa putus.
Dari Utsman ibn 'Affan kita belajar bahwa esensi bersedekah adalah manfaat serta pertolongan. Ada makna Connecting happiness di sini. Di mana sahabat Utsman menyalurkan banyak kebahagiaan kepada mereka yang kekurangan.
Belajar makna sedekah membuat saya merasa kecil dan mendengar aneka cara orang melakukan sedekah membuat hati membuncah, ingin rasanya melakukan hal serupa. Saya belum mampu seperti Amir Khan apalagi sahabat Utsman. Lalu sedekah macam apa yang bisa dilakukan oleh orang biasa seperti saya?
Sedekah tak melulu soal harta
Salah seorang teman saya memberi nasihat bahwa setiap anggota badan kita diwajibkan sedekah setiap harinya. Â Pernyataan teman saya ini sesuai dengan hadis Abu Hurairah ra,
"Setiap anggota tubuh manusia dapat melakukan sedekah, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, engkau menolong seseorang yang berkendaraan lalu engkau bantu dia untuk naik kendaraannya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju shalat adalah sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah."Â (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Sebenarnya sedekah sesederhana itu, semudah menyingkirkan kerikil tajam di tengah jalan atau memberikan senyuman kepada suami setiap hari. Selama kita semua masih hidup dan memiliki anggota tubuh yang lengkap sejauh itu kita bisa berupaya untuk bersedekah.
Jadi konteks sedekah bukan hanya bagi mereka yang memiliki harta lebih serta pendapatan yang besar tapi juga bagi mereka yang tergerak untuk menjadi manfaat bagi orang lain. Â
Konteks sedekah sederhana namun luas, luas namun sederhana. Sedekah bisa diartikan melakukan pemberian dari sesuatu yang sudah dimiliki. Seorang yang berilmu bisa memberikan ilmunya, atau seseorang yang memiliki tenaga bisa memberikan tenaganya. Apapun yang kita miliki, asalkan di berikan dengan niatan yang baik adalah modal sedekah.
Jika makna sedekah seluas itu maka tak salah jika kita dituntut untuk bersedekah setiap hari, karena sejauh manusia masih bernapas, sejauh itulah manusia bisa memaksimalkan diri untuk bersedekah.
Dari itu semua kita bisa tarik kesimpulan, bahwa sejauh kita memberi manfaat kepada orang lain itu adalah bentuk dari sedekah bahkan termasuk yang tidak kita sadari.
Seperti ketika anak-anak harus belajar melalui daring akibat covid 19 sementara banyak ibu yang masih gagap teknologi. Mengenalkan dan mengajari ibu-ibu cara mengirim tugas secara online adalah juga bagian dari sedekah.
Sama halnya ketika di grup-grup whatsapp ibu-ibu banyak dibanjiri info-info hoax dan kita berupaya untuk meluruskan adalah juga salah satu bentuk sedekah.
Ketika seorang rekan meminta bantuan untuk mengecek artikel dan kita memberikan waktu itu juga adalah bentuk sedekah.
Itulah sedekah versi saya. Intinya adalah bermanfaat untuk orang lain. Meski kecil dan sederhana tapi kita tak pernah tahu seberapa penting hal itu bagi orang lain.
Tak perlu berkecil hati mengenai jumlah harta jika senyumu saja bisa menjadi sedekah. Tak perlu risau kelak kita wafat jika yang kita sedekahkan adalah ilmu yang bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H