Duka Indonesia kembali bertambah. Di tengah pandemi Covid -19 Indonesia harus kehilangan salah satu musisi terbaiknya, Glenn Fredly. Musisi 44 tahun tersebut dikabarkan baru saja mengembuskan napas terakhirnya di RS Setia Mitra Fatmawati.
Seperti lagu beliau, " Berat bebanku, meninggalkanmu, separuh napas jiwaku sirna..."Â Kabar kepergian Glenn benar-benar memberatkan hati dan mengguncang jagat musik tanah air. Saya rasa tak hanya para penggemar musik, tapi juga seluruh rakyat Indonesia pun turut berduka. Termasuk saya.
Saya adalah salah satu anak yang tumbuh bersama lagu-lagu romantis Glenn. Beberapa judul menjadi penanda suatu masa dan peristiwa. Sebutlah "Januari", lagu yang setiap kali saya dengar akan menyisakan pahit karena patah hati pas bulan Januari.Â
Ada lagi yang judulnya "sedih tak berujung" dan "Akhir Cerita Cinta" yang meski dengan mendengarnya selalu teringat pada suatu peristiwa pedih, tapi tetap saja saya dengarkan. Sepertinya lagu-lagu Glenn Fredly tahu betul bahwa patah hati nikmat pula untuk dinikmati.
Jika ada yang bilang lagu itu bisa mengikat kenangan, mungkin itulah yang dilakukan lagu-lagu Glenn Fredly. Satu per-satu kenangan masa lalu diikat dengan lagu-lagunya.Â
Setiap kali saya dengar, peristiwa itu muncul dengan rasa yang sama. Kadang sakit, sedih tapi kadang juga berbunga-bunga serasa kembali jatuh cinta.
Ada satu lagu yang setiap kali saya dengar selalu saja mendatangkan perasaan yang hangat dan membuat merasa muda dan jatuh cinta lagi. Judulnya "Pada Satu Cinta". Liriknya romatis dan membuat wanita berbunga-bunga. Ceritanya tentang seseorang yang menyesal dan berjanji untuk setia hanya kepada satu wanita.
"Aku kan berjanji, tak kan mengulang segala kesalahan. Aku kan mengabdi pada satu cinta dan itu dirimu. Jujur kuhanya seorang lelaki yang terkadang tak lepas dari goda."Â
Dengan suara merdu dan nada kalem nan indah seperti itu, tentu setiap perempuan rela untuk memaafkan kesalahan hingga beribu-ribu kali.
Tapi tak hanya mengajak balikan, lagu Glenn juga menemani mereka yang ingin menyampaikan perpisahan dengan kekasih. Sebutlah lagu "Terserah" dan "Kisah yang Salah" yang mahir mewakili mereka yang perasaannya tak lagi bisa dipertahankan.
Tak melulu slow, beberapa lagu Glenn ada juga yang nge-beat. Contoh salah satunya adalah lagu  "my everything" yang pada jamannya hingga sekarang masih saya pertahankan di list lagu favorit sepanjang masa. Alasannya karena ketika mendengarnya timbul rasa senang dan bersemangat.
Tak melulu patah hati, Glenn juga berkontribusi kepada mereka yang ingin menyatakan cinta melalui lagu yang berjudul "Cukup Sudah" dan "Kisah Romantis". Publik tentu tak asing ketika mendengar dua lagu tersebut, terlebih "Kisah Romantis" karena saking seringnya dipakai untuk melamar seseorang.
Selain single, Glenn juga beberapa kali terlihat berkolaborasi dengan beberapa artis seperti Audi dengan lagu Terpesona yang cukup popular di masanya. Glenn juga sempat menyanyikan lagu "Malaikat Juga Tahu" ciptaan penulis Dewi Lestari sebagai ost film Rectoverso. Yang paling anti mainstream adalah kolaborasi Glenn dengan artis dangdut Dewi Persik denga lagu berjudul Hikayat Cinta yang lagi-lagi juga popular di jamannya.
Glenn mungkin pergi hari ini, tapi lagu-lagunya masih di sini, di hati dan telinga kita semua, abadi sepanjang masa. Selamat jalan Glenn Fredly, terima kasih sudah menemani masa-masa muda saya. Terima kasih telah memberi sentuhan rasa pada setiap peristiwa yang saya alami dan terima kasih sudah mengikat kenangan lewat lagu-lagu yang begitu indah.
Selamat jalan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H