Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Administrasi - irero

Sedang mencari celah waktu untuk membaca buku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Bingkisan Hiburan bagi Mereka yang Berjuang #DiRumahAja

28 Maret 2020   21:22 Diperbarui: 28 Maret 2020   21:27 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : instagram.com/pevpearce

Untuk teman-teman semua yang tengah berikhtiar dengan berada di rumah saja, mari kita saling menguatkan. Berada di rumah bagi sebagian orang memang idaman. 

Sebutlah anak kecil yang girang mendengar mereka tak harus pergi ke sekolah dan pekerja yang riang mendengar mereka tak harus datang ke tempat kerja. Memang terdengar menyenangkan meski kenyataan sebenarnya tak semudah dan seindah itu.

Kita di rumah bukan untuk liburan tapi karena di kepung wabah menular. Sampai di tahap ini, saya rasa semua orang mulai menyadari betapa mereka merindukan hari-hari seperti sediakala. Anak-anak bersekolah seperti biasa, para pekerja bekerja seperti biasa dan ibu-ibu ke pasar seperti biasa, tanpa ada ketakutan, tanpa ada larangan berjabat tangan, tak ada anjuran selalu cuci tangan pula tak harus menjaga jarak dengan sesama.

Sampai di sini kita sepakat bahwa ada yang lebih indah dari sekadar berada di rumah yaitu kebebasan. Satu hal kecil yang mungkin baru kita sadari keberadaannya setelah hadirnya wabah covid -19. 

Rupanya lelah dari bekerja setiap hari  yang dulu kita rasakan itu anugerah. Rupanya, belajar kelompok dan bermain bersama teman seusai sekolah itu adalah hadiah.

Saya tahu berada di rumah bagi mereka yang terbiasa bekerja di lapangan atau terbiasa pergi ke sana ke mari itu sangat tidak mudah. Sehari mungkin menyenangkan, tapi lebih dari seminggu semua terasa mulai membosankan.

Di satu sisi, kita dianjurkan untuk tetap sehat dan menjaga imunitas tubuh ketika berada di rumah. Di sisi lain kita sadar bahwa ternyata bercengkerama dengan tetangga, salat berjamaah di masjid, arisan bulanan keluarga yang dulu sering kita lakukan adalah salah satu jalan menuju sehat jiwa dan raga.

Yang paling menyedihkan lagi dari masa pandemi ini adalah tidak adanya mudik lebaran. Beberapa gubernur seperti Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo sudah mengeluarkan himbauan untuk tidak mudik. KAI juga sudah mulai mengurangi jumlah keberangkatan KA.


"KAI mengurangi perjalanan sebanyak 103 perjalanan per hari mulai 2 april 2020, sehingga julmah perjalanan KA perharinya turun dari 532 KA perhari menjadi 429 KA per hari," ujar VP Public Relations KAI Yuskal Setiawan. (Kai.id)

Perhari ini pula saya resmi membatalkan tiket mudik pulang-pergi agar dapat pengembalian 100%. Pupus sudah harapan untuk bisa berlebaran dengan keluarga di kampung. Sepertinya tahun ini akan menjadi tahun pertama berlebaran tanpa keluarga dan tanpa kampung halaman bagi saya.

Rasanya sedih dan sakit, tapi sekali lagi kita harus tetap kuat dan sadar diri, bahwa pengorbanan kita ini adalah untuk kebaikan semua orang.

Jadi, untuk kamu yang berkorban dengan berada #dirumahaja, tetap semangat, tetap bahagia. Supaya tetap bisa bertahan di rumah, saya mau membagi bingkisan beberapa judul film India bertema edukasi yang bisa menggugah semangat untuk terus belajar, berikut listnya:

1. 3 Idiot (2009)

Saya rasa sudah banyak yang tahu tentang film ini, namun tak ada salahnya menonton dan mengingatnya kembali. Lagipula film ini tidak membosankan untuk ditonton berulang-ulang. Dan bagi yang belum tahu,  3 Idiot adalah salah satu film drama komedi India terbaik sepanjang masa. 

Film ini menggambarkan sekaligus menyindir kondisi masyarakat India di mana lulusan teknik dianggap paling membanggakan serta menampar keras dunia pendidikan yang masih tekstual dan masih menggunakan metode pembelajaran yang monoton. Banyak keluh kesah serta sindiran tentang dunia pendidikan terangkum dalam film ini.

Film ini juga menyuguhkan cerita persahabatan yang membuat meleleh, trenyuh sekaligus bangga dan bahagia. Sampai dengan detik ini, saya masih menganggap film ini terbaik dari seluruh film India yang pernah saya tonon dan berada di list wajib di tonton sepanjang masa.

2. Nil Battey Sannata (2015)

Film ini bercerita mengenai seorang pembantu rumah tangga bernama Chanda yang takut anaknya akan bernasib sama seperti dirinya. Ia semakin takut melihat anaknya yang setiap hari malas belajar dan hanya bermain dan menonton televisi dan ketika ditegur si anak malah berkata untuk apa sekolah tinggi dan dapat nilai yang bagus kalau toh nantinya ia juga akan menjadi pembantu seperti dirinya.

Di India sendiri selain masih berlaku sistem kasta, orang juga berpandangan bahwa profesi keluarga berlaku turun temurun. Anak buruh cuci akan menjadi buruh cuci, anak orang terpandang akan dapat pekerjaan terpandang pula.

Lalu apa yang akan dilakukan oleh Chanda untuk mendobrak sistem serta mengubah pola pikir anaknya? Chanda melakukan sesuatu yang mungkin tak akan dilakukan oleh orang tua manapun. Penasaran? Tunggu apa lagi, cuz langsung tonton Nil Battey Sannata.

3. Hichki (2018)

Bagi yang mengidolakan Rani Mukerji dari film legendaris Kuch Kuch Hota Hai yang beraksi sebagai perempuan cantik dan seksi bernama Tina, maka kalian perlu meluangkan waktu untuk melihat sosok Rani dalam bentuk lain.

Dalam film Hichki, Rani berperan sebagai Naina Mathur yang bercita-cita ingin menjadi seorang guru. Sayangnya ia menderita Tourette  Syndrome yang membuatnya selalu ditolak selama bertahun-tahun. Suatu ketika ia dipanggil oleh almamaternya untuk mengajar. Di tengah kebahagiaannya, rupanya kesulitan besar tengah siap menghadang, ia harus mengajar di kelas dengan anak-anak yang terkenal luar biasa nakal.

Bagaimana cara Naina berdamai dengan semua itu? Akankah kelasnya mampu mengalahkan kelas favorit yang selalu menjadi juara setiap tahun?

Saya rasa potret perjuangan seorang Naina harus dilihat oleh guru-guru di masa sekarang yang cenderung ingin murid serba instan: murid yang patuh dengan otak brilian.

4. Hindi Medium (2017)

Memiliki anak yang diterima di sekolah favorit menjadi idaman setiap orang tua. Begitu pula yang dialami Raj dan Mita Batra. Demi bisa memasukkan anaknya di sekolah favorit, mereka harus mengorbankan salah satu hal yang terpenting dalam hidup ; kejujuran. 

Aneka rupa polah kedua orang tua ini mulai dari membayar mahal konsultan dan beberapa pakar agar bisa diterima, mengambil formulir jalur miskin, pindah ke daerah kumuh agar lolos dari pengecekan hingga menghianati orang-orang yang tulus menolong mereka.

Dari film ini kita akan banyak belajar bahwa status dan level acapkali membelokkan nalar serta memadamkan hati manusia.

5. Super 30 (2019)

Film ini menceritakan kisah nyata seorang Anand Kumar yang jenius dalam bidang matematika.  Film ini mendobrak pemahaman bahwa siswa miskin juga mampu berprestasi. 

Anand adalah seorang anak yang harus mengubur mimpinya melanjutkan studi di Cambridge karena keterbatasan biaya dan akhirnya mengajar di bimbel terkenal, tempat di mana orang --orang berada mempercayakan pendidikan tambahan bagi anaknya.

Suatu ketika ia melihat anak dari keluarga miskin yang tidak mendapat pendidikan layak. Anand merasa seperti bercermin sekaligus tertampar, ia seperti melihat dirinya di masa lalu. 

Akhirnya dengan keberanian dan modal seadanya ia memutuskan untuk meninggalkan bimbel tersebut dan membuka kelas gratis untuk anak-anak miskin yang ingin masuk universitas. Angka 30 sendiri menunjukkan jumlah murid miskin yang ia ajar.

Apakah ke 30 anak tersebut pada akhirnya mampu diterima di salah satu universitas ternama di India?

Kalau penasaran, teman-teman bisa segera menontonnya. Sekadar informasi, sampai dengan Super 30 di release, Anand masih mendapat teror dan serangan fisik sehubungan dengan keputusannya meninggalkan bimbel besar dan membuka les gratis untuk anak miskin. Ini bukan sekadar film, ini adalah kisah nyata. Sesuatu yang akan memberi kita pelajaran berharga.

***

Itu tadi beberapa judul film yang saya rekomendasikan untuk teman-teman kompasioner yang tengah berjuang #dirumahaja. Film bukan sekadar hiburan yang menyenangkan, di balik itu semua, banyak hal yang bisa kita pelajari dan terapkan untuk diri dan dunia pendidikan kita.

Akhir kata, semoga pandemi ini segera berlalu dan kita bisa menjalani rutinitas seperti biasa. Sudah terlalu banyak rindu yang kita bendung, rindu dengan kebebasan, rindu dengan perkumpulan dan cengkerama yang sudah menjadi ciri dari bangsa kita, rindu orang tua di kampung, rindu meja dan rekan kerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun