Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Blogger - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suatu Pagi Ketika Ocrett Tiba-tiba Menghilang

1 Maret 2020   11:12 Diperbarui: 1 Maret 2020   11:40 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berhari-hari pula saya resah, memikirkan ke mana perginya si Ocrett. Bagaimana jika terjadi sesuatu dengannya, bagaimana kalau ia disakiti kucing lain di jalan, atau jangan-jangan Ocrett telah mati di suatu tempat?

Sembari terus mencari, saya juga berpikir kenapa Ocrett tiba-tiba pergi, apa yang salah?
Lalu saya kepikiran dengan peristiwa di suatu malam, ketika Ibu membawa pulang kucing lain. Sama seperti ketika dulu Ibu membawa si Ocrett pulang.

Kucing baru ini berwarna cokelat dan nampak kurus. Niat ibu hanya ingin memberinya makan sebentar lalu melepasnya kembali.

Saya ingat kala itu Ocrett lewat saja melihat si cokelat sedang makan. Aneh bukan? bukankah seharusnya mereka berebut makanan? Tapi saya pikir mungkin Ocrett sudah kenyang.

Sejak itulah saya semakin jarang melihat Ocrett, tidak di kasur, tidak di tangga dapur, tidak juga di halaman rumah. Lalu tiba-tiba saja Ocrett menghilang dan meninggalkan sekeping rasa rindu di hati kami.

Setelah saya cari tahu, rupanya benar, menurut beberapa penelitian, kucing juga memiliki emosi meski lebih terbatas ketimbang manusia. Mereka juga bisa merasa cemburu ketika ada sesuatu yang berpotensi mengancam hubungannya dengan si pemilik. Kehadiran hewan peliharaan baru misalnya.

Sayang sekali, kami terlambat menyadarinya. Ocrett sudah lebih dulu pergi untuk menamatkan rasa cemburunya. Tapi bagaimana lagi, saya juga tak bisa berbuat lebih banyak. Hanya bisa berharap semoga Ocrett mampu bertahan di luar sana atau menemukan majikan baru yang menyayanginya.

Sedih ya..?

Sebenarnya endingnya tak begitu, suatu hari setelah beberapa bulan pergi, Ocrett tiba-tiba pulang dan mengeong dengan suara keras. Sontak saya membopong dan memeluknya. "Kemana saja kamu, Ocrett??"

Tubuhnya kotor bau tanah tapi terlihat sehat. Ia terus saja Mengeong. Rupanya dia lapar. Setelah makam barulah suaranya tak lagi terdengar. Sepertinya ia banyak mengalami kesusahan di jalanan. Terlihat beberapa bekas luka di sekitar wajahnya.

"jangan pergi lagi ya Ocrett.." bisik saya sembari mengelus -elus  punggungnya. Ocrett diam seolah mengiyakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun