"Tuku ketan neng prapatan, balikan ning mantan podo karo mangan jangan nget-ngetan,"
adalah sepenggal lirik lagu "jangan nget-ngetan" yang artinya kurang lebih, beli ketan di perempatan, kembali sama mantan sama saja dengan makan sayur yang sudah dihangatkan.
Lirik yang menggelitik, menyindir mereka yang masih mengharap bisa balikan dengan mantannya. Tentu yang dimaksud adalah jika masih banyak pilihan lain yang lebih menantang dan lebih baik mengapa harus balikan dengan mantan?!
Pada dasarnya, tidak ada salahnya balikan dengan mantan, hal ini dibuktikan oleh Rangga dan Cinta. Sempat putus dan terpisah selama 14 tahun, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali saling menyayangi. Â Sayangnya, realita hidup tidak semanis kisah Rangga dan Cinta. Â Setiap hati memiliki kondisi yang berbeda-beda.
Dalam kondisi hati yang rentan, mantan yang mengajak balikan justru meresahkan. Pasalnya hati kita masih belum move on sepenuhnya. Dalam dunia kedokteran, dikala kondisi masih rentan pasca perawatan, maka dokter akan menyarankan pasien untuk lebih banyak beristirahat dan menghindari aktivitas yang berlebihan.
Begitu pula hati, belum bisa memulai lembaran baru pun melupakan luka yang lama. Dalam kondisi ini, lebih baik untuk tidak membuat suatu keputusan kalau tak mau nantinya malah jadi fatal. Sayangnya, kita hanya bisa mengatur hati sendiri tapi tidak dengan hati orang lain.
Tanpa tahu situasi dan kondisi, tiba-tiba saja mantan minta balikan. Tentunya itu menggangu fokus move on yang tengah dilakukan. Tidak sedikit hati yang tergiur untuk mengiyakan agar segera dapat menyudahi rasa sakit yang sebelumnya ditimbulkan. Tidak dipungkiri, sepotong hati yang rentan masih menyisakan rasa sayang yang sangat berpotensi untuk kembali merekah.
Di sisi lain, rasa sakit ketika patah hati masih juga membekas yang membuatnya enggan untuk menerima. Di kala itulah dilema muncul. Namun, setiap masalah pasti punya jalan keluar, seperti gelap pasti memiliki sisi terang. Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan?
Pertama, jangan terburu-buru mengambil keputusan. Seringkali keputusan yang tergesa-gesa malah berbuah penyesalan. Dalam kondisi tergesa-gesa, kita tidak memberikan ruang untuk menenangkan diri maupun berpikir lebih lama. Keputusan yang diambil pastilah bersifat emosional dan bukan rasional. Setelah dipikir baik-baik bisa saja hasilnya berbeda.
Kedua, cinta haruslah rasional. Dalam kondisi patah hati, sebaiknya jangan menggunakan kalimat "cinta tak mengenal logika". Cinta yang sehat haruslah terukur demi keberlangsungannya. Cinta yang tak mengenal logika adalah cinta yang belum dewasa karena hanya menggunakan hati dan emosi saja.
Mungkin saja putusnya hubungan yang lalu juga disebabkan kita tidak rasional dalam memilih pasangan. Misalnya saja, Â sudah tahu beda agama tapi masih mau menjalin hubungan dengannya. Jika ujung-ujungnya harus berakhir maka jangan menyalahkan perbedaan yang ada. Toh, sedari awal memang sudah beda, kitalah yang memilih untuk tetap melanjutkannya.
Ketiga, menimbang baik-buruknya. Belajar dari kandasnya hubungan lalu pasti ada sisi baik dan buruk yang bisa kita ambil hikmahnya. Dari situ bisa ditimbang, apakah sisi baiknya bisa menolerir sisi buruk. Dan apakah sisi buruk dari hubungan kalian bisa dimaklumi serta dimaafkan? Mengulang kembali hubungan yang pernah kandas pasti rasanya akan berbeda. Ibarat guci yang pecah tak akan bisa utuh seperti semula, sekuat apapun kita mencoba merekatkannya. Jika mau menerima, itu artinya kita sudah harus siap dengan setiap konsekuensi yang akan ditimbulkan.
Keempat, menunggu hati kembali pulih. Rasa sakit hanyalah proses menuju kondisi yang lebih baik. Kita harus sabar dengan itu. Ini juga terkait dengan poin pertama tadi. Jangan mengambil keputusan apapun selama hati masih belum pulih. Beri waktu untuk menyembuhkan diri dengan kesendirian. Adakalanya seseorang butuh waktu untuk sendiri. Kesendirian juga teman untuk memacu pikiran-pikiran jernih. Di masa itu pula kita bisa memaksimalkan poin ke dua dan ketiga.
Mengulang kembali kisah lama memiliki 2 sisi diantaranya : kesalahan dan rasa sakit yang sama bisa saja kembali terulang atau bisa jadi jawaban untuk masa depan yang lebih baik. Untuk itulah diperlukan kehati-hatian. Tentunya semua orang tidak ingin mengulang rasa sakit yang sama. Setiap orang menginginkan masa depan yang lebih baik, baik itu dengan orang dari masa lalu maupun dengan orang yang baru.
Namun, yang terpenting dari itu semua adalah, hati kita harus semakin baik, semakin bijak dan dewasa dalam menghadapi setiap persoalan hidup, termasuk soal mantan yang mengajak balikan. Jadikan rasa sakit, patah hati, kecewa sebagai senjata untuk memperkuat hati, menjadi pribadi yang lebih baik agar semua tak menjadi sia-sia.
Salam.
Anggota tim Srikandi 4.0 Ire Rosana Ullail, Listhia H. Rahman, Wahyu Sapta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H