Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Blogger - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Masihkah Ada yang Menonton TVRI di Masa Ini?

24 Januari 2020   15:28 Diperbarui: 24 Januari 2020   18:35 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : kompas.com

Sayangnya kondisi kritis ini hanya ditangkap oleh media swasta. Maklum saja, media swasta sangat membutuhkan rating demi keberlangsungan hidup perusahaan sementara TVRI sudah dapat anggaran tanpa perlu terlalu ngos-ngosan.

Di sinilah peran TVRI seharusnya tidak terhenti hanya pada tahap memberikan tayangan yang dianggap sebagai jati diri bangsa semata namun tayangan tersebut harusnya diterima dan memiliki daya pikat untuk menarik perhatian penonton.

Ibarat produksi film, selain dari membuat sebuah film berkualitas dan original, upaya promosi agar masyarakat mau ke bioskop untuk menontonnya juga perlu. Karena film berkualitas tanpa penonton akan sia-sia.

Helmy Yahya dalam pandangan saya hanya berupaya untuk menarik minat penonton kembali ke TVRI. Contoh saja tayangan liga asing. Penelitian Nielsen Sport menyebut  Indonesia sebagai negara penggila sepak bola nomor dua di dunia. Ceruk pasar yang besar dan tentunya sayang untuk dilewatkan.

Tak heran pula jika kita mengecek google trends maka isu-isu sepak bola masih mendominasi urutan atas.  Dengan menayangkan liga asing, maka mau tak mau peminat bola akan berbondong-bondong menonton TVRI untuk menyaksikan klub mereka bermain.

TVRI sedang digiring untuk menjadi media millennials agar layak diperhitungkan dalam list wajib tonton milik anak jaman now. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyuguhkan apa yang diminati masyarakat sekarang. Akan tetapi, tantangannya, semua itu harus dilakukan tanpa membuang identitas dan visi misi TVRI sebagai media pemersatu bangsa.

Ketika dewan pengawas memutuskan untuk mencopot dan tidak menggunakan lagi jasa Helmy Yahya, itu artinya mereka memerlukan Dirut baru dengan kemampuan yang jauh lebih baik dan bisa mengakomodir seluruh kebutuhan TVRI jaman ini. Tugas yang berat tentunya, terlebih Dirut yang baru nantinya akan selalu dibanding-bandingkan dan dikait-kaitkan dengan pemberhentian Helmy.

Referensi ; 1, 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun