Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Blogger - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bapak Tua Penjual Rambutan, Haruskan Kita Membeli Karena Kasian?

13 Januari 2020   18:05 Diperbarui: 13 Januari 2020   18:12 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : marfuahhikaru.blogspot.com

Rupanya kami sepemikiran. Kenapa tidak kita beli lagi dagangannya, nanti kalau kelebihan kan tinggal dibagi-bagi ke tetangga. Akhirnya kami pun memutar balik rute, kembali ke tempat si Bapak.

Ia masih di sana, tapi sekarang posisinya sudah berdiri dan mulai berani bersuara dan mencoba menawarkan dagangan. Setelah mendapat pembeli pertama sepertinya ia baru menemukan kepercayaan diri untuk menawarkan dagangan.

Kali ini kami parkir sedikit jauh. Agar tak ketahuan, suami yang gantian membeli. Akhirnya hari itu kami panen rambutan.

Kita pasti pernah merasakan hal serupa, membeli karena tak tega dan kasihan. Bisa saja si penjual adalah seorang nenek yang sudah tua, atau kakek-kakek yang jalannya saja sudah tak lagi tegak. Apakah membeli dengan alasan seperti itu salah?

Dalam skala bisnis yang besar, rasa kasihan memang tidak memberikan input positif terhadap kemajuan suatu produk. Yang membantu justru kejujuran dan tingkat kepuasan. Informasi yang jujur dari konsumen bisa digunakan perusahaan untuk evaluasi dan pengembangan produk kedepannya.

Namun, ini keadaanya berbeda.  Si Bapak bukan pembisnis besar, ia tak berpikir mengenai ekspansi, pengembangan produk serta strategi marketing. Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana di hari itu rambutannya habis terjual agar istrinya bisa menanak nasi dan perut mereka terselamatkan selama satu hari.

Keesokan harinya, ia akan terbangun dengan pola yang sama, berharap ada seorang yang membeli rambutanya.

Rasa kasihan itu baik. Sebagai manusia, merasa kasihan adalah tanda bahwa kita masih memiliki perhatian serta kepedulian terhadap sesama. Hal-hal semacam itu justru bisa melembutkan perilaku dan menjauhkan kita dari perbuatan jahat serta tercela.

Tidak bisa dibayangkan jika masyarakat mulai tidak peduli dengan kondisi sekitarnya. Acuh melihat pedagang seperti si Bapak tua yang menjual rambutan. Tentunya hidup si Bapak akan terasa semakin berat.

Bayangkan jika jumlahnya ribuan. Berapa jumlah dapur yang tak lagi hangat. Berapa jumlah perut yang harus menahan lapar.

Mungkin kita tidak sedang membutuhkan barang yang dijualnya, tapi kita bisa memberikan kepada mereka yang membutuhkan barang itu. Dengan begitu banyak pihak terselamatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun