Awal memulai bisnis online semuanya baik-baik saja, hingga suatu ketika orderan meningkat dan  saya dibuat kewalahan. Bisnis online sudah menjadi bagian industri 4.0, era di mana segala sesuatu sudah terkoneksi dengan internet atau lebih dikenal dengan istilah Internet of things / IOT. Karena sifatnya yang luas dan tak terbatas, online shop yang semula sepi bisa jadi tiba-tiba ramai. Hal tersebut juga tak lepas dari peran AI (Artificial Intelligence) milik marketplace dalam menjodohkan pembeli dengan produk kebutuhan yang dicari.
Meningkatnya jumlah orderan, seiring pula dengan meningkatnya jumlah aktivitas yang harus dikerjakan. Mulai dari proses menyiapkan barang, mengemas dan mengirim ke jasa pengiriman. Tidak berhenti disitu, setelah barang dikirim penjual harus melakukan konfirmasi pengiriman dan menunggu uang dicairkan yang biasanya membutuhkan waktu hingga beberapa hari.
Ketika orderan meningkat akan diiringi pula dengan banyaknya  cadangan saldo pengiriman yang harus disiapkan. Misalnya, dalam satu hari saya mendapat 100 orderan. Anggaplah satu biaya pengiriman untuk satu orderan adalah Rp10.000,- maka saya butuh dana cadangan sebanyak Rp.1.000.000,-/hari untuk mengirim pesanan, sementara dana penjualan baru cair setelahnya. Bagi pemain pemula, kondisi semacam itu sangatlah menghambat, sementara bagi mereka yang tokonya tengah berkembang akan terasa semakin berat.
Tapi, itu cerita sekitar 5 tahun lalu ketika saya baru mulai merintis bisnis online. Beruntung kondisi tersebut tak lagi berlanjut. Semenjak J&T Express hadir dan menjalin kerjasama dengan marketplace, segala kemudahan mulai bisa saya rasakan.
Kemudahan pertama antara lain, saya tak lagi harus mengirim barang ke kantor J&T Express karena adanya sistem jemput di tempat. Tentunya hal itu sangat membantu di tengah padatnya aktivitas pengemasan yang tak kunjung kelar. Untuk bisa mendapat layanan ini caranya tidak sulit, yaitu melalui aplikasi J&T Express yang bisa didownload secara gratis dari playstore dan appstore.Â
Melalui aplikasi tersebut saya juga bisa memantau status dari si sprinter (kurir) yang akan menjemput barang. Informasi yang muncul juga sangat detail, mulai dari data dan alamat pengirim, nama dan no telfon sprinter, alamat yang dikirim dan detail item yang butuh dikirim.
Selain dari aplikasi J&T Express, fitur jemput di tempat juga bisa dipesan melalui call center 24 jam di 0800 100 1188 atau melalui akses web di www.jet.co.id. Karena saya lebih banyak beraktivitas melalui ponsel maka saya lebih sering menggunakan aplikasi J&T Express karena lebih simple dan praktis.
Kedua, J&T Express memiliki fitur e-tracking system di mana laporan transaksi akan dikirim kepada penjual dan pembeli secara otomatis setelah paket dijemput sprinter. Di era industry 4.0 banyak hal telah bisa diakomodir melalui aplikasi ponsel. Tentunya segala hal menjadi lebih praktis dan informatif.
Ketiga, J&T Express bekerjasama dengan marketplace menerapkan fitur cashless sehingga, saya tidak perlu lagi menyisihkan dana cadangan untuk menalangi pengiriman. Barang yang akan dikirim tinggal diambil oleh sprinter atau dikirim langsung ke kantor J&T tanpa harus merogoh kocek. Sementara setiap bulan J&T akan melakukan penagihan atas biaya kirim kepada marketplace yang bersangkutan.
Dana yang semula dipakai untuk cadangan biaya kirim, bisa saya gunakan untuk mengembangkan usaha baik dengan cara menambah stok maupun memperbanyak variasi produk. Bisa diartikan J&T Express memudahkan online shop untuk mengembangkan usaha melalui efisiensi biaya.