Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Blogger - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Derajat Dapur yang Semakin Naik

27 Maret 2018   19:10 Diperbarui: 29 Maret 2018   01:56 2401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: @rumahkuningnyasachilla

Makin ke sini, anggapan orang mengenai dapur sebagai tempat kotor semakin berkurang.  Salah satu penyebabnya adalah banyaknya Ibu-ibu modern yang mem-publish dapur unik mereka di media sosial. Di sini saya lebih menekankan kepada instagram karena formatnya berupa gambar.

Instagrammer mungkin tidak asing dengan nama-nama akun seperti @babydinata @novita_ken_suwarno @jainah_ismail @chrisnasugandha, dll. Orang di balik akun-akun tersebut tentunya adalah ibu muda yang kreatif dalam menata rumah. Bahkan tak jarang dari mereka sering diliput media atau diundang ke acara-acara TV nasional.

Digital lagi-lagi membobol jarak pandang. Hal-hal yang bahkan bersifat private seperti dapur dan toilet bisa menjadi konsumsi publik. Dulu kita hanya bisa melihat rupa dan isi dapur hanya dengan berkunjung ke rumah orang dan nitip ke belakang (kamar mandi). 

Namun, di jaman ini, saya bahkan anda bisa tahu rupa dapur teman kita yang mungkin bermukin di beda pulau.

Semakin banyak ibu-ibu kreatif yang menampakkan dapurnya, makin banyak pula Ibu-ibu lain yang terinspirasi dan iri untuk melakukan hal serupa. Jadilah aneka rupa desain dapur mulai bertebaran. Mereka yang dapurnya siap di pajang sudah tentu di tata dan dibersihkan terlebih dahulu. Hal ini membuat ibu-ibu semakin rajin bersih-bersih.

Selain faktor kebersihan, hal semacam ini juga menimbulkan efek menyenangkan bagi si pelaku. Katakanlah setelah puas menata, mereka akan mengupload dengan riang dan perasaan bangga. Setiap love dan komen positif yang mereka dapat berarti sebuah penghargaan, bahwa usahanya untuk bersih-bersih memberi manfaat untuk orang lain. 

Tentu hal semacam ini baru muncul setelah sosmed mulai menjamur. Dulu seorang ibu/ istri membersihkan dapur hanya sebatas perlu dan agar tidak kotor sementara sekarang sebagai ajang kreatifitas dan inovasi.

Saya sendiri merasakan, semakin sering saya berselancar dan melihat-lihat aneka rupa dapur di instagram, saya jadi sering bersih-bersih dapur. Menurut pantauan saya, hal serupa juga dilakukan oleh teman-teman seangkatan, khususnya mereka yang baru memulai menata rumah. 

Aneka dapur dari yang bertema shabby chic, mediterania sampai industrialis mulai bertebaran di timeline facebook maupun instagram saya.

Dahulu, manusia menganggap dapur masih sebelah mata. Di jawa misal, dapur jaman dulu di bangun terpisah dari rumah utama atau di bangun di area belakang. Hal tersebut sejalan dengan peralatan yang dipakai saat memasak. 

Orang jaman dulu memasak masih menggunakan tungku yang dinyalakan dengan kayu bakar, alhasil asap mengepul memenuhi seisi ruangan, dari sanalah anggapan dapur itu kotor muncul. Hal tersebut juga mempengaruhi mereka dalam menata letak ruangan dan menempatkan dapur terpisah atau di area belakang.

Semakin ke sini, pemikiran orang mulai berubah, terlebih karena lahan pemukiman yang semakin terbatas. Perumahan baru di lahan terbatas mulai menawarkan denah rumah dengan letak dapur di depan. Konsep tersebut berkaitan dengan sirkulasi udara agar lebih lancar. 

Selain itu, dari segi keamanan, apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan akan lebih mudah untuk segera diambil tindakan.  Karena letaknya yang berubah, bisa di depan pun di ruang tengah dan memungkinkan untuk dilihat banyak orang/ tamu, menjadikan dapur semakin bersih dan tertata. 

Dari sanalah derajat dapur perlahan-lahan mulai naik, bahkan tak kalah diperhatikan melebihi ruang tamu dan kamar tidur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun