Dahulu, manusia menganggap dapur masih sebelah mata. Di jawa misal, dapur jaman dulu di bangun terpisah dari rumah utama atau di bangun di area belakang. Hal tersebut sejalan dengan peralatan yang dipakai saat memasak.Â
Orang jaman dulu memasak masih menggunakan tungku yang dinyalakan dengan kayu bakar, alhasil asap mengepul memenuhi seisi ruangan, dari sanalah anggapan dapur itu kotor muncul. Hal tersebut juga mempengaruhi mereka dalam menata letak ruangan dan menempatkan dapur terpisah atau di area belakang.
Semakin ke sini, pemikiran orang mulai berubah, terlebih karena lahan pemukiman yang semakin terbatas. Perumahan baru di lahan terbatas mulai menawarkan denah rumah dengan letak dapur di depan. Konsep tersebut berkaitan dengan sirkulasi udara agar lebih lancar.Â
Selain itu, dari segi keamanan, apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan akan lebih mudah untuk segera diambil tindakan. Â Karena letaknya yang berubah, bisa di depan pun di ruang tengah dan memungkinkan untuk dilihat banyak orang/ tamu, menjadikan dapur semakin bersih dan tertata.Â
Dari sanalah derajat dapur perlahan-lahan mulai naik, bahkan tak kalah diperhatikan melebihi ruang tamu dan kamar tidur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H