Mohon tunggu...
Achmad Sodikin
Achmad Sodikin Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

saya adalah karyawan swasta yang sedang menambah ilmu untuk mendapatkan gelar sarjana.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Membangun Pendidikan yang Berintegritas

21 Desember 2023   00:15 Diperbarui: 21 Desember 2023   00:24 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar pendidikan berintegritas - diakonia.id

 

Dunia pendidikan sudah seharusnya menjadi tempat menyemai generasi muda berintegritas, yaitu yang berkarakter baik dan berprestasi unggul.

PENDIDIKAN merupakan cara terbaik memperbaiki status manusia (Saiful Mahdi, 2022). Status sosial seseorang di lingkungan masyarakat mampu diaktualisasi melalui pendidikan yang ditempuh. Pendidikan memberikan kemajuan bagi manusia dalam berpikir sehingga mampu meningkatkan taraf hidup. Saat ini pendidikan terus berkembang seiring perkembangan zaman. Hal itu juga berdampak pada perubahan berbagai aspek, salah satunya ialah aspek sosial. Menurut Shella (2022), status sosial dapat diartikan sebagai kedudukan seseorang di masyarakat atau kelompok tertentu. Tidak dapat dimungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki seseorang, orang tersebut akan semakin mudah memperolah pekerjaan. 

Seseorang yang memiliki pekerjaan yang memadai dianggap memiliki status sosial yang tinggi sehingga tujuan hidup yang ingin dicapai pada masa mendatang akan semakin mudah. Tantangan pendidikan Tantangan terbesar dunia pendidikan Indonesia saat ini ialah masalah kualitas yang tidak merata dan masalah integritas. Hal itu memberikan pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan di era global. Perkembangan ilmu pengetahuan semakin meningkat sehingga upaya yang harus kita lakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan juga semakin besar. Upaya yang kita lakukan harus mampu menyejajarkan pendidikan kita saat ini dengan perkembangan pendidikan di luar.

Generasi muda berintegritas bukan hanya akan mampu mencegah dan melawan korupsi, tetapi yang utama menjadi tumpuan untuk mewujudkan. Namun yang menjadi prasyarat utama untuk melahirkan generasi muda berintegritas masih jauh dari harapan, berdasar Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi, masih rendah (Kompas, 5/7/2023). Pada pelaksanaannya tidaklah mudah karena meningkatkan kualitas pendidikan bukan hanya tanggung jawab dinas pendidikan, manajemen, dan guru di sekolah, melainkan juga melibatkan berbagai pihak, termasuk siswa, orangtua siswa, dan masyarakat sekitar. Hanya, belum semua orang memahami itu karena paradigma yang berkembang saat ini ialah keberhasilan belajar siswa di sekolah menjadi tanggung jawab sekolah. Kurang terlibatnya seluruh pihak dalam meningkatkan kualitas pendidikan menyebabkan terjadinya berbagai tindak kecurangan. Tindakan seperti itu perlahan akan memudarkan integritas dan secara perlahan kualitas pendidikan yang baik akan semakin menurun. Kurangnya pemahaman terhadap tolok ukur suksesnya pendidikan juga menjadi salah satu tantangan tersendiri saat ini. Sering kali hasil akhir yang dicapai dalam pendidikan menjadi tolok ukur berhasil tidaknya pendidikan tanpa menelaah setiap proses yang telah dijalani. Sebenarnya, poin penting dari keberhasilan yang dicapai dalam sebuah pendidikan ialah seberapa baik proses yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan dari pendidikan tersebut, bukan pada seberapa baik hasil akhir yang diperoleh. Bakunya standar capaian yang ditetapkan dalam pendidikan menjadi salah satu alasan munculnya berbagai macam kecurangan. Kecurangan yang dilakukan ialah sebagai upaya untuk mencapai standar yang sama tanpa mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki siswa.

Dengan kondisi seperti itu, dibutuhkan komitmen yang kuat untuk membangun pendidikan yang berintegritas. Hal utama, ekosistem dan tata kelola harus mampu memberikan dukungan yang memadai untuk menginternalisasikan nilai-nilai integritas dalam pembelajaran. Pendidik dan pimpinan satuan pendidikan yang mampu memberi teladan kepada anak didik, mempunyai tanggung jawab untuk membantu anak didik mengembangkan potensinya secara optimal. Tata kelola pendidikan yang baik akan menjadi pendukung yang sangat penting bagi sekolah untuk membangun pendidikan yang berintegritas. Namun meletakkan semua tanggung jawab tersebut kepada sekolah tidaklah adil. Sebagaimana ajaran Ki Hajar Dewantara tentang Tripusat Pendidikan, alam perguruan atau sekolah hanyalah satu dari tiga alam pendidikan yang sangat penting bagi anak-anak. Alam keluarga tetaplah pusat pendidikan terpenting dalam memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Selanjutnya alam pergerakan pemuda atau masyarakat menjadi tempat bagi anak untuk berlatih membentuk karakter baik dan kepribadiannya. Karena itu, membangun pendidikan yang berintegritas haruslah dengan kolaborasi tiga pusat pendidikan tersebut. Bagaimana sekolah mau menyemaikan nilai-nilai integritas kepada anak didik jika orangtua tidak menanamkan nilai-nilai tersebut kepada anak. Demikian pula, bagaimana sekolah akan berhasil menanamkan karakter yang baik kepada anak didik jika masyarakat, terutama para pimpinan di negara ini tidak memberikan contoh yang baik? Karena itu, perilaku tidak jujur di masyarakat, perilaku korupsi, budaya instan merupakan tantangan besar untuk membangun pendidikan yang berintegritas. Integritas merupakan salah satu nilai penting yang harus dimiliki oleh setiap individu, termasuk pelajar. Integritas dapat diartikan sebagai keselarasan antara nilai-nilai yang diyakini dan perilaku yang dijalankan. Oleh karena itu, menanamkan integritas bagi pelajar menjadi sangat penting untuk menghasilkan generasi muda yang memiliki karakter yang kuat dan berintegritas tinggi.

Dalam sebuah penelitian terbaru, ditemukan bahwa pelajar yang memiliki integritas tinggi cenderung memiliki kepercayaan diri, ketahanan mental, dan kemampuan untuk membuat keputusan yang etis. Mereka menunjukkan keberanian untuk berdiri teguh dalam menghadapi godaan dan menolak terlibat dalam perilaku merugikan. Pelajar berintegritas juga memiliki kecenderungan untuk memimpin dengan contoh dan mempengaruhi orang di sekitar mereka dengan kejujuran, integritas, dan moralitas yang tinggi.

Cara tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui tiga cara. Pertama, memperbaiki proses pembelajaran dan merancang bangun kegiatan di kelas yang berfokus pada keterlibatan siswa agar kreatif, inovatif, bertanggung jawab, dan berintegritas. Kedua, sekolah harus memperkuat kegiatan literasi dengan memperbanyak buku bacaan agar minat baca siswa meningkat. Minat membaca yang baik dapat berpengaruh positif terhadap mutu pendidikan. Ketiga, lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, orangtua dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan pendidikan etika, moral, dan agama. Sementara itu, masyarakat dapat menciptakan kondisi lingkungan yang baik sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat serta sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun