Mohon tunggu...
Fani Akdiana
Fani Akdiana Mohon Tunggu... Guru - Suka Menulis

Hanya seorang guru di Gunungkidul yang rindu dengan menulis seperti saat kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dialog Buku di Dalam Kelas

12 Oktober 2017   05:20 Diperbarui: 12 Oktober 2017   05:38 1231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dialog dengan berdiskusi mengenai isi bacaan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa. Guru dapat mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan pancingan agar seluruh siswa berpatisipasi aktif. Selain itu, dialog memungkinkan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya berdasarkan pengetahuan yang didapatkan dari membaca buku lain.

Dialog dengan siswa dengan membicarakan isi buku merupakan komunikasi dua arah yang dapat memberikan proses mental dalam diri siswa. Hal ini sesuai dengan makna pembelajaran sebagai komunikasi dua arah dan terdapat proses mental di dalamnya. Proses mental dalam kegiatan ini adalah ketika melakukan dialog dengan guru, siswa tentu akan mempersiapkan hal yang akan disampaikan.

Dengan demikian, bentuk interaksi semacam ini dapat menjadi tolak ukur guru untuk mengetahui keterampilan membaca siswa. Selain itu, dialog dengan siswa dapat membuat siswa paham bahwa dengan membaca maka ia akan mengetahui banyak hal yang dapat dibicarakan dengan teman dan gurunya. Hal inilah yang akan memotivasi siswa yang keterampilan membacanya kurang untuk bisa ikut serta dalam dialog tersebut maka ia akan membaca lebih rajin.

Dialog untuk berdikusi mengenai isi buku juga sering dilaksanakan oleh orang dewasa. Kegiatan seperti bedah buku, seminar, dan kelompok diskusi masyarakat umum juga sering dilaksanakan. Ketika berdiskusi, pihak yang ikut serta di dalamnya akan termotivasi untuk ikut mengeluarkan pendapatnya. Hal itulah yang juga ingin didapatkan dari kegiatan dialog di dalam kelas ketika Gerakan Literasi Sekolah dilaksanakan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, pembiasaan di jenjang pendidikan Sekolah Dasar sangatlah penting. Hal ini dikarenakan, keberhasilan keterampilan membaca di Sekolah Dasar akan memengaruhi kemampuan membaca di jenjang usia dan pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan untuk membuat siswa Sekolah Dasar terbiasa membaca dan menyukai aktivitas membaca harus direncanakan dengan baik. Siswa tidak hanya diminta untuk mengambil buku lalu dibaca. Akan tetapi siswa paham tentang apa yang dilakukannya. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah untuk menyukai kegiatan membaca dan budaya membaca di Sekolah Dasar dapat mulai tumbuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun