[caption id="" align="aligncenter" width="534" caption="Doc 911"][/caption] Siapa yang tidak kenal dengan ketiga nomor ini? Buat warga New York, calls 911 sudah tidak asing lagi di telinga mereka. Seandainya ada dua tetangga berseteru dan salah satu mengancam, "I will call 911," maka kedua pihak pasti akan terdiam, dan perseteruan itu biasanya segera berakhir. Ini dikarenakan polisi segera datang ketika menerima panggilan 911, dan mereka tak segan-segan memborgol dan membawa si pelaku ke markasnya kalau tetap ngotot/berontak atau sulit diajak berdamai. No 911 adalah nomor pengaduan kepolisian AS. Bagian ini yang menerima, mengarahkan, dan memberikan pertolongan 24 jam nonstop. Laporan masuk bermacam-macam, mulai dari yang lucu, seperti nenek-nenek yang kehilangan binatang peliharaan, kunci apartmen yang hilang, atau air bathtub yang ngucur terus tidak bisa berhenti. Namun, umumnya laporan kriminal lebih banyak, seperti kekerasan dalam rumah tangga, pembunuhan, ancaman, perkosaan dan lain sebagainya. Dulu ketika saya ditodong kemudian dipukul di daerah Jackson Height, Queens, New York City, saya segera telpon 911 setiba di rumah dan petugas pun datang tak lama kemudian hingga keempat penodong yang masih tergolong muda dapat mereka ringkus. Apakah respons cepat kepolisian New York (NYPD) masih seperti dulu, saya kurang tahu karena kejadian nahas tersebut telah berlalu puluhan tahun silam. Tapi kelihatannya pelayanan 911 masih tetap sama, hanya personel di lapangan tambah sedikit, tidak seperti tahun 2000-an. Waktu itu masih banyak mobil NYPD berkeliaran di hampir seluruh pelosok kota New York. Sekarang sebagian besar hanya beroperasi di Kota Manhattan. Sedang kota-kota lainnya, menyusut drastis. Alat penerima canggih 911 ini dapat mengetahui lokasi si pengadu/penelpon, merekam percakapan, dan dapat berhubungan lebih dari dua orang pada waktu yang sama, juga dilengkapi 170 bahasa asing, dan 1.260 orang penerjemah. Di NYPD ini, tercatat 8895 polisi bisa berbahasa Spanish. Minggu lalu istri saya hampir dikerjai di daerah Woodhaven, Queens oleh seorang pengendara mobil sedan, berkulit hitam. Si cewek ini minta uang $ 40.00 ketika istri saya selesai ambil uang dari ATM pada malam hari. Ketika permintaannya ditolak, seketika itu juga mobil istri saya dihalangi, dan tidak diberi jalan meski sudah diklakson berkali-kali. Pengendara mobil di belakang istri terpaksa harus berhenti, dan mundur ke belakang karena dia juga takut dirampok. Kepepet, istri saya langsung nelpon 911, isi percakapan mereka menurut istri saya seperti ini: "911, How may I help you?" "Somebody blocks my car, officer. She doesn't want to move." "Where is your location." "In Woodhaven Ave on the corner of Metropolitant Ave...." Istri saya masih menjelaskan lokasinya, ketika dia diinterupsi oleh operator, mungkin penguasaan percakapan bahasa Inggrisnya masih terbatas. "What language do you speak?" "Indonesian." "Hold on, don't hang up." Beberapa menit kemudian terdengar suara perempuan khas Indonesia. "Selamat malam, bisa dibantu?" tanya dia dalam bahasa Indonesia "Gini Bu, ada perempuan muda di depan mobil saya. Mulanya sih minta duit, tapi saya tidak kasih. Sekarang dia lagi menghalangi mobil saya. Dari tadi tidak mau minggir. Mobil di belakang saya pun tidak bisa maju." "Orangnya masih di situ?" "Yah, Bu, masih ada tuh." "Lokasi Ibu di mana?" Istri saya menyebut alamat itu sekali lagi. Samar-samar dia tangkap pembicaraan mereka di telepon, "Criminal line....," dan tak lama kemudian suara dari sana terdengar kembali. "Ibu di mana sekarang?" "Masih di dalam mobil." "Okay, tetap saja di sana, tunggu, dan teleponnya jangan dimatikan" Hubungan telpon berhenti beberapa menit, dari balik kaca mobil, istri saya terus mengamati pengemudi berkulit hitam itu, merokok dan tersenyum cengengesan. Sekali-sekali dia melirik ke belakang. Setelah cukup lama memblokir, dia akhirnya berlalu perlahan. Mungkin dia sudah jenuh, takut, atau sudah puas lalu pergi meninggalkan tempat itu. Mungkin juga si pelaku masih ragu-ragu beraksi karena melihat istri saya terus menggengam cellphone. "Bagaimana keadaannya, Bu?" "Dia sudah pergi, barusan saja...." Hubungan telpon terdiam sejenak. "Okay, kalau gitu kita batalin aja yah?" "Baik Bu, terima kasih." Sebenarnya istri saya mau memanggil dia "officer", atau "Bu Polisi", tapi dia tidak tahu status orang di 911 ini. Apakah perempuan itu seorang polisi atau penerjemah. Jadinya sama-sama memanggil "ibu". Namun dia teramat lega dengan pelayanan/perlindungan dari bagian ini, juga pelayanan terhadap bangsa-bangsa lain dengan memakai bahasa ibu mereka, seperti bahasa Spanish, China, Rusia, Punyabi, Uzbek, dan Urdu. Selesai berceritera, istri saya berkomentar, "Lain kali saya tidak mau ambil uang dari ATM pada malam hari." " "