Mohon tunggu...
40 Rano Syahrudin
40 Rano Syahrudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup mulia atau mati syahid

Terinspirasi untuk memajukan negri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cintailah Bahasa Indonesia

12 Juni 2021   08:45 Diperbarui: 12 Juni 2021   08:52 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: M Rano Syahrudin

Dari pulau Sumatra tepatnya dari provinsi Riau, bahasa Indonesia yang asalnya adalah bahasa Melayu Riau, tidak banyak orang tau bahwasannya dari Sumatra bahasa nasional ini bermula.

Dulunya Melayu adalah nama sebuah kerajaan tua di daerah Jambi yang kemudian ditaklukan oleh kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7. Kerajaan Sriwijaya kemudian berkuasa di daerah Sumatra Selatan bagian timur yang menjadi pusat politik dan juga ilmu pengetahuan.

Sriwijaya telah menggunakan bahasa Melayu kuno yang dibuktikan dengan penemuan beberapa prasasti, seperti prasasti Kedukan Bukit (683) tidak hanya di Sumatra, di pulau Jawa ditemukan prasasti Gandasuli di Jawa tengah (832) dan di dekat Bogor (942).Tidak hanya sebagai bahasa resmi pemerintahan bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa pengantar dalam menuntut ilmu dan perdagangan

Di abad ke-15 kerajaan Malaka berkembang dengan sangat pesat dan menjadi pusat perdagangan karena posisinya yang strategis didalam jalur lintas perdagangan dan ada juga yang menjadikan Malaka sebagai pusat perdagangan. Seperti Tiongkok, India, Indonesia, Gujarat dan yang lainnya. Kondisi ini menjadi sebuah pengaruh besar terhadap popularitas bahasa Melayu, menjadi bahasa perdagangan sekaligus penyiaran agama Islam dari timur tengah ke timur negara Indonesia.

Takbertahan lama melihat peluang yang sangat menguntungkan dan menggiurkan akhirnya pada tahun 1511 Malaka ditaklukan oleh bangsa Portugis yang pada tahun 1641 disusul oleh kolonial Belanda dengan pencapaian Belanda hampir menguasai seluruh Indonesia.

Setelah kedudukan Belanda di Indonesia, Belanda memilih bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar,  yang secara luas bahasa Melayu telah digunakan sebagai lingua Franca di seluruh Nusantara setelah sekian lama maka bahasa Melayu semakin kuat. Dengan demikian semakin kuat pula persatuan Indonesia karena tumbuh rasa cinta dan persatuan yang disatukan dengan bahasa Melayu.

Belanda sadar akan bahayanya persatuan Indonesia yang dimulai dengan bahasa Melayu, berusaha menjadikan bahasa Belanda sebagai bahasa nasional Indonesia, namun para pemuda semakin menjadi saat pernyataan dan pengakuan yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 yang kemudian diperkuat dengan berkumpulnya para cendekiawan dan kebudayaan Indonesia menyelenggarakan kongres bahasa Indonesia di solo.

Begitu sejarah singkat bahasa Indonesia kita selaku anak bangsa Indonesia dengan semestinya mencintai dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia. Karena bahasa Indonesia adalah lambang kebanggaan negara nasional, juga sebagai lambang identitas nasional, disamping bendera dan lagu kebangsaan. Bahasa Indonesia harus memiliki identitasnya sendiri yang yang membedakan dengan bangsa lain.
Wallahu a'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun