Mohon tunggu...
Bayu Aristianto
Bayu Aristianto Mohon Tunggu... Dosen - Kuasa atas diri adalah awal memahami eksistensi

Menulis, proses pengabadian diri di tengah kesemuan hidup

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Arogansi Pemimpin, Biang Kerapuhan Negeri

21 Januari 2025   15:15 Diperbarui: 21 Januari 2025   15:29 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pandawa berjalan bersama Dropadi (sumber : Wikipedia)

Konsep Kebajikan mesti selalu melekat pada diri pemimpin. Keabadian manusia tidak melulu tercipta dari ruang kekuasaan, namun bermuara pada niat tulus menegakkan kebaikan untuk semua. Saat kebaikan telah diwariskan kepada generasi mendatang, saat itu pula pemimpin telah mengabadi pada ruang imajinasi rakyatnya.

Kita tidak pernah mengerti bagaimana dan kapan kekuasaan itu akan bertahan atau hilang. Demikian pula ketika sosok pemimpin celaka atas kekeliruan ucapan, nir-kebajikan moral, serta dosa perilaku yang mencederai nilai kesatuan kita.

Tanyakan pada kalbumu, berapa banyak pemimpin, baik yang dipilih oleh kerinduan rakyat atau muncul akibat intrik politik kelompok elitis, yang bisa menghadapi kesalahan dirinya dengan sikap pengakuan dan kesadaran atas khilaf.

Rupa-rupanya benar kata Dropadi bahwa kebajikan bukanlah hal yang terpenting dari diri pemimpin, namun sikap kesadaran dan pengakuan atas kelemahan, itulah mahkota sebenarnya dari seorang penguasa. Sosok Yudistira, salah satu Pandawa, dibantah oleh Dropadi karena niatnya untuk "tunduk" serta "berdamai" dengan Dursasuna dan Sengkuni.

Nalar kebajikan yang dipakai oleh Yudistira, dianggap Dropadi hanya bentuk kelemahan dan ketidakmampuannya untuk mengalahkan Korawa. Ingatan tersebutlah sungguh kontekstual dengan apa yang kini terjadi di negeri antah berantah.

Bahwa arogansi seorang pemimpin seringkali dapat dilunturkan dengan kesantunan di depan sorotan media dan tidak adanya rasa bersalah jadi bukti bahwa pengakuan atas kelemahan merupakan setinggi-tingginya kehormatan seseorang.

Jangan sampai disebabkan arogani, negeri akan terpecah dan bubar seiring dengan banyaknya kurawa yang menghasut pandawa supaya menyerahkan semua kekuasaannya tidak hanya yang bersifat material, lebih jauh melepas kehormatan diri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun