Senjakala, laksana waktu terhenti. Menikmati pancaran surya di penghujung waktu.
Sosoknya kelam, bisu oleh segudang tanya, badannya tegak meski langkahnya goyah nan lunglai.
Raja Yudistira menghela nafas kehidupan. "Bukankah aku raja segala raja di semesta ini" bisiknya, "percuma kalau aku tak dapat menggunakan kuasa ini demi kebajikan" bentaknya pada sosok dirimu di atas cermin.
"kau ragu atas dirimu" jawab Dropadi
"ragu, aku sama sekali tidak punya darah ragu, bahkan para dewa sangat benci atas keraguan" sombongnya padamu.
"bukan ragu dirimu, tapi kurasakan di sanubarimu ada gelap ketakutan" Dropadi kembali membantah.
"jangan katakan itu, hatiku lara mengetahui engkau, Dropadi istriku memiliki keraguan kepada suamimu" kilahnya "engkau tahu betapa Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa merengek padaku"
"tentang apa ?" penasaran dropadi menjawab.
"tentang semua hal di semesta, tentang alam dewa dan manusia, tentang kefanaan manusia, tentang keabadian dewa, tentang pertempuran agung, tentang Hastinapura, Indraprastha, dan Brahmaloka, tentang engkau, Dropadi, dan tentang kematianmu"Â jawabnya.
...