Mohon tunggu...
Evinola
Evinola Mohon Tunggu... Lainnya - ASN

Berbuat dan Bermanfaat Bagi Orang Lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mitigasi Bencana Masuk Sekolah

16 April 2019   21:03 Diperbarui: 16 April 2019   21:09 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia umumnya dan daerah perbukitan khususnya, termasuk daerah yang rawan bencana. Hal ini dapat dimaklumi karena daerah dengan banyak bukit memiliki kuontur yang permukaan tanahnya tidak rata. Ditambah lagi dengan adanya pembukaan hutan secara liar, penebangan pohon untuk lahan pertanian, pembalakan liar untuk pengambilan kayu atau pun ekspansi wilayah pemukiman.

Perbuatan yang tidak bijaksana tersebut memberikan dampak negatif terhadap lingkungan termasuk manusia itu sendiri, yakni berupa bencana, banjir dan lonsor. Walaupun perbuatan tak bijkasana tersebut hanya dilakukan oleh segelintir orang akan tetapi imbas bencana dapat merugikan orang banyak. Saat bencana datang akan banyak kerugian yang timbul mulai dari kerusakan fasilitas umum dan kerugian material yang ditanggung oleh korban bencana. Dan musibah ini terjadi hampir di sebagian besar wilayah di Indonesia karena Indonesia termasuk wilayah yang rawan bencana, tidak terkecuali gempa dan tsunami.

Berdasarkan fakta diatas perlunya dilakukan tindakan -- tindakan agar kemumgkinan bencana dapat di minimalisir atau bahkan dilakukan tindakan pencegahan agar bencana tidak terjadi. Perlunya mitigasi bencana di masukkan dalam kurikulum sekolah maupun untuk masyarakat umum. Hal ini agar masyarakat mendapatkan pengetahuan berupa edukasi dan sosialisasi terhadap dampak bencana, sehingga masyarakat mengetahui tindakan -- tindakan pencegahan yang dapat dilakukan sehingga dampak bencana tidak meluas.

Pemerhati masalah pendidikan Bapak Yudhistira Massardi menyatakan "...sadar bencana dapat di lakukan melalui sekolah melalui muatan lokal yang disesuaikan dengan potensi masing -- masing wilayah...".

Yang paling berperan dalam pelaksanaan program sadar bencana ini adalah pemerintah kabupaten/kota. Dalam hal ini pemerintah kabupaten/kota melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang berkoordinasi dengan pihak -- pihak terkait seperti Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan dan lainnya dapat melakukan sosialisasi ke masyarakat, sekolah -- sekolah, dalam hal ini, terutama sekali sekolah -- sekolah yang letak lokasinya rawan terhadap bencana. Untuk itu perlu dilakukan pendataan serta pemetaan lokasi sekolah -- sekolah yang rawan dengan bencana. Pendidikan sadar bencana ini dapat di masukkan dalam kegiatan ekstrakulikuler atau dalam muatan lokal berupa edukasi, sosialisasi, simulasi.

Dengan adanya mitigasi bencana masuk sekolah ini diharapkan masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi terhadap bencana, agar masyarakat juga mengetahui tindakan -- tindakan yang diperlukan dalam mencegah terjadinya bencana. Seperti dengan tidak menebang pohon sembarangan, tidak membuka kawasan hutan lindung sebagai lahan garapan. Kesadaran untuk mengembalikan tanaman yang diambil dengan program penanaman kembali, memasang alat deteksi untuk kemungkinan gempa dan tsunami dan tindakan lain yang dianggap perlu sebagai bentuk usaha tanggap terhadap keadaan darurat.

Alam akan bersahabat dengan manusia, apabila manusia juga mampu menjaga alam dan tidak merusak dengan sembarangan, selain manusia ada makhluk lain yang juga membutuhkan tempat berdiam, seperti hewan -- hewan yang tinggal dihutan. Ada dampak positif yang dapat kita rasakan apabila manusia dapat menjaga alam dengan baik seperti : 1 ) Eosistem terjaga ; 2 ) Mencegah bencana banjir / longsor ; 3) Alam terjaga, terutama kawasan hutan lindung; 4) Memperbaharui SDA yang terbarukan ; 5) Menjaga kelangsungan hidup satwa liar 6) Menjaga sumber Oksigen bumi, 7) Dan lain -- lain. Untuk itu marilah kita bijak dalam mengambil tindakan yang berkaitan dengan alam.

BY. EVINOLA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun