Mohon tunggu...
Sausan Tsabita
Sausan Tsabita Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa S1 Universitas Airlangga

saya memiliki hobi membuat karya tulis ilmiah, dan hobi melakukan penelitian dalam bidang apapun.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tradisi Tidur di Kasur Pasir: Terapi Alami dari Pesisir Timur Madura yang Menyembuhkan Diabetes dan Meningkatkan Kesehatan

30 Desember 2024   17:10 Diperbarui: 30 Desember 2024   15:39 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tradisi Tidur di Kasur Pasir: Terapi Alami dari Pesisir Timur

Madura yang Menyembuhkan Diabetes dan Meningkatkan Kesehatan

Sausan Tsabita

Mahasiswa S1 Jurusan Manajemen

Universitas Airlangga, asal Madura

0818942006

Di balik keindahan pesisir timur Pulau Madura, tepatnya di Kabupaten Sumenep, tersembunyi sebuah tradisi unik yang telah berkembang dan diwariskan oleh masyarakat setempat sejak zaman dahulu. Tradisi ini, yang dikenal dengan nama "tidur di kasur pasir," tidak hanya menjadi kebiasaan sehari-hari, tetapi juga dipercaya memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk sebagai pengobatan alami untuk penyakit-penyakit tertentu, salah satunya adalah diabetes. Tradisi ini dihidupkan di Kampung Pasir, yang terletak di Kecamatan Batang-Batang, Sumenep, tepatnya di tiga desa yang terletak di sepanjang pesisir: Desa Legung Barat, Desa Legung Timur, dan Desa Dapenda.

Tidur di atas pasir bukanlah hal baru bagi warga Kampung Pasir, bahkan bagi mereka, pasir adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Mereka percaya bahwa tidur di atas pasir memberikan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, mulai dari mengurangi keluhan nyeri tubuh hingga meningkatkan daya tahan tubuh. Salah satu klaim paling mencolok adalah kemampuannya untuk menghindari dan mengobati penyakit, termasuk diabetes. Pasir yang digunakan adalah pasir pilihan yang diambil dari Gunung Pasir di Desa Legung Barat atau Pantai Lombang, yang dikenal dengan pasir kristalnya yang halus, berwarna putih gading, dan tidak lengket di tubuh. Pasir ini melalui proses pembersihan dan penyaringan yang hati-hati sebelum digunakan, untuk memastikan tidak ada benda asing yang berbahaya.

Pada awalnya, kebiasaan tidur di atas pasir bisa terasa asing bagi banyak orang, namun bagi masyarakat Kampung Pasir, ini adalah cara untuk menjaga kesehatan dan merawat tubuh. Salah satu alasan mengapa pasir dipercaya bermanfaat adalah karena tekstur pasir yang tidak rata dipercaya dapat merangsang peredaran darah. Proses tidur di atas pasir diyakini mampu memberikan efek relaksasi yang mendalam bagi tubuh, yang tidak dapat ditemukan pada kasur biasa. Hal ini terbukti bermanfaat bagi orang yang mengalami gangguan pada peredaran darah atau yang memiliki keluhan seperti rematik, pegal linu, dan masalah tulang.

Salah satu kisah menarik yang menggambarkan manfaat tidur di kasur pasir adalah cerita seorang pengunjung dari Kabupaten Jember yang datang dengan keluhan penyakit diabetes. Setelah tinggal selama sebulan di Kampung Pasir dan mengikuti kebiasaan tidur di atas pasir, orang tersebut merasakan perubahan signifikan dalam kondisi fisiknya. Keluhan kelelahan dan rasa sakit yang selama ini mengganggunya mulai berkurang, dan bahkan setelah pemeriksaan medis, penyakit diabetes yang dideritanya dikabarkan sudah mengalami remisi. Remisi pada pasien penderita diabetes adalah suatu kondisi ketika pasien diabetes memiliki kadar gula darah yang normal sehingga tidak memerlukan konsumsi / penggunaan obat anti diabetes rutin kembali.  Cerita ini bukanlah kasus pertama, karena banyak orang dari luar daerah yang datang untuk mencoba terapi tidur di atas pasir ini, berharap mendapatkan manfaat serupa.

Tradisi tidur di kasur pasir di ini telah menjadi bagian dari budaya dan identitas masyarakat setempat, di mana pasir tidak hanya digunakan sebagai alas tidur, tetapi juga sebagai tempat bersantai bersama keluarga setiap malam. Meskipun dipercaya memberikan manfaat kesehatan, tradisi ini tidak bisa menggantikan pengobatan medis konvensional dan harus dianggap sebagai terapi tambahan. Masyarakat Kampung Pasir berharap agar pemerintah memberikan perhatian lebih pada pembangunan infrastruktur untuk mendukung kelestarian tradisi ini serta meningkatkan kesejahteraan warga. Tradisi tidur di atas pasir dapat menjadi contoh bagaimana kekayaan budaya lokal dapat berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, yang perlu diteliti lebih lanjut untuk memahami manfaatnya secara lebih mendalam.

Referensi:

Brilian, A. P. (2024). Ternyata Ini Alasan Warga Desa di Sumenep Tidur Pakai “Kasur” Pasir. https://www.detik.com/properti/berita/d-7165954/ternyata-ini- alasan-warga-desa-di-sumenep-tidur-pakai-kasur-pasir

Hendra,  M.  (2020).  Pasir  di  Semenep  Menjadi  Obat  Penangkal  Penyakit.

https://maduraindepth.com/pasir-di-sumenep-menjadi-obat-penangkal-penyakit Rohma, S. H. (2024). Tradisi Tidur Beralaskan Pasir Salah Satu Kearifan Lokal di

Indonesia (Studi Kasus: Kampung Pasir Desa Laggung Timur Kecamatan Batang-Batang Sumenep Madura). Universitas Negeri Malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun