Manusia dipaksa menyadari bahwa tindakan dan ulah mereka selama ini membuat bumi marah. Manusia terlalu mengeksploitasi bumi. Bumi atau alam mengerahkan tentaranya memberi peringatan pada manusia bahwa ulah manusia sudah melewati ambang batas.Â
Inilah untuk pertama kali dalam sejarah seluruh penghuni bumi bersatu dalam emosi dan pikiran yang sama. Baik itu pemimpin negara, pekerja, pengusaha, ilmuwan dan rakyat biasa semuanya menyatu dalam perasaan yang sama. yang mana sebelumnya masing-masing negara dan kelompok sibuk berdiskusi dengan topik masing-masing.
Coba kita simak, negara-negara yang terparah terdampak Corona ini adalah negara yang industrinya maju. Seperti: Asia Timur, Eropa Barat, Amerika Utara, juga negara-negara industri baru seperti: Brasil, Iran, Turki dan India.
Pabrik-pabrik siang malam tiada henti menyalakan mesin, membakar minyak fosil, menimbulkan kegaduhan, menggetarkan bumi, mengotori sungai dan laut, menipiskan ozon, menghitamkan langit dsb. Â
Banyak laporan yang mengabarkan bahwa sejak manusia menghentikan kegiatannya dan berdiam di rumah saja, Alam seolah-olah mensucikan dirinya:
Citra satelit NASA memperlihatkan Index polusi NO2 (Nitrogen Dioksida) menurun drastis di atas daratan China. Hal ini disebabkan karena berhentina kegiatan pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor.
Lubang ozon yang menganga kini mulai tertutupi sehingga bumi terlindungi dari radiassi ultraviolet sinar matahari.
Laut menjadi lebih bersih dan tenang karena kapal-kapal memilih bersandar di dermaga. Â
Observatorium Gempa juga mencatat getaran pada kerak bumi menurun drastis. Karena berhentinya kegiatan pembangunan dan diistirahatkannya alat-alat berat.
Dengan kata lain alam sedang melakukan restorasi, kembali pada keadaan normal dan alami. Dan alam seolah-olah ingin menyampaikan pesan bahwa ini terjadi adalah untuk kebaikan umat manusia juga.
Covid-19 seolah-olah ingin menyampaikan pesan kepada umat manusia agar:
