Mohon tunggu...
Isa Azahari
Isa Azahari Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultant SDM

Pemerhati Pembangunan Ibukota Negara Baru. Ngakunya milenial dan Ingin berkontribusi lebih.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misi Datangnya Covid-19 dan Pesannya kepada Umat Manusia

20 April 2020   23:49 Diperbarui: 21 April 2020   00:34 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Bencana Covid-19 ini ibarat perang dunia melawan siluman. Dikatakan perang dunia, karena perang ini melibatkan hampir seluruh seluruh negara yang ada di atas bumi ini tanpa kecuali.

Sudah ada 209 negara dan teritori yang 'diserang'. Bahkan mereka yang sedang berlayar di atas kapal pelesirpun tidak luput dari serangannya.

Tak hanya itu sebuah armada perang modern, sebuah kapal induk canggih, tak sanggup menangkis serangan 'mahluk siluman' ini. Seluruh negara mengerahkan segala daya upaya dalam menangkal serangan virus ini.

Perang Dunia I saja hanya melibatkan belasan negara dan perang dunia II melibatkan puluhan negara. Perang melawan Covid ini dipastikan akan menjadi peristiwa sejarah dunia yang tak akan dilupakan umat manusia, walau jumlah korban meninggal tidak sebanyak PD II. 

Dikatakan siluman karena tidak hanya wujudnya yang tidak kasat mata tapi juga pola serangannya juga tidak bisa ditebak. Individu yang tadinya sangat kuat ternyata takluk, negara yang tadinya sangat maju rontok juga.

Segala bentuk pertahanan yang dibangun ummat manusia bisa dia tembus. Demikian juga dengan daya serangnya, sangat sangat jauh melebihi daya jangkau rudal balistik yang manapun. Malah justru negara-negara yang dikenal sangat kuat persenjaataan militernya takluk pada mahluk satu ini.

Mahluk ini juga tidak membedakan status sosial seseorang, entah dia intelek, entah dia ningrat, entah dia pengusaha atau penguasa, entah dia jenderal atau pejabat tinggi atau rakyat jelata. Tidak pula atribut suku dan agama.

Dunia benar-benar dibuat kalang kabut dan cemas. Panik karena semua daya upaya sudah dilakukan namun tidak membuahkan hasil. Metode yang dterapkan di satu negara belum tentu bisa diterapkan di negara lain.

Manusia dengan tergesa-gesa mencoba menemukan penangkal terhadap serangan ini. Berbagai uji vaksin sudah diracik, namun belum membuahkan hasil yang memuaskan. 

Hingga saat ini sudah sekitar lebih dari 150.000 jiwa yang tewas karenanya. Dan ada lebih dua juta yang saat ini sedang meregang nyawa. Angka angka itu hingga saat ini masih terus bertambah. Pasukan dengan nama sandi Covid-19 ini makin hari makin mengamuk di daratan Eropa barat dan Amerika Utara. Beberapa negara sudah menyerah dan pasrah.

Bencana virus ini menyadarkan manusia bahwa sesungguhnya manusia itu sangat rapuh, manusia itu sangat lemah. Kemajuan ilmu bukan jaminan keselamatan. Kekuatan militer tidak berarti apa-apa. Kemakmuran ekonomi tidak bisa dijadikan bahan kesombongan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun