Mohon tunggu...
Isa Azahari
Isa Azahari Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultant SDM

Pemerhati Pembangunan Ibukota Negara Baru. Ngakunya milenial dan Ingin berkontribusi lebih.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengapa Hanya China yang Berhasil Menjalankan Kebijakan Lockdown?

1 April 2020   07:03 Diperbarui: 1 April 2020   12:21 5506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lockdown adalah kebijakan drastis yang diambil pemerintah di mana suatu wilayah diisolasi baik terhadap warga yang mau keluar maupun yang ingin masuk. Isolasi juga diberlakukan terhadap aktifitas warga di wilayah itu, seluruh warga (kecuali petugas) dilarang keluar rumah.

Strategi Lockdown yang ditempuh pemerintah China dianggap sangat berhasil dilaksanakan. Dalam kurun waktu kurang dari dua bulan sejak kebijakan Lockdown diterapkan, jumlah pasien yang dinyatakan positif berkurang drastis bahkan mendekati nol.

Sejak 22 Feb 2020, jumlah kematian karena korona terus menurun. Walaupun masih ada kasus yang dilaporkan itu terjadi di luar kota Wuhan dan merupakan kasus import, yaitu warga China yang pulang dari negara lain. Lihat chart:

Infografis: www.worldometer.info/coronavirus
Infografis: www.worldometer.info/coronavirus
Bertolak belakang dengan keadaan di China, negara-negara diluar China kini bertungkus lumus, babak belur dihantam virus corona ini. Tak terkecuali AS yang dikatakan sebagai negara modern dan digdaya. 

Negara-negara di Eropa saat ini terus-menerus melaporkan kasus baru dan korban tewas yang terus meningkat. 

Negara-negara lain juga mencoba menerapkan strategi Lockdown seperti yang diterapkan di China, namun hingga kini kebijakan itu belum menunjukkan hasil yang nyata.

Ternyata menerapkan kebijakan Lockdown tidak semudah mengatur siasat militer, karena yang dihadapi ada dua "mahluk" yaitu: Virus dan Rakyat sendiri.

Lalu bagaimana China menerapkan Kebijakan Lockdown di negaranya? Berikut ulasannya:

Begitu mengetahui bahwa gejala Peunomonia yang dialami beberapa warga Wuhan adalah sebuah Pandemi, pemerintah China langsung mengambil langkah "Mengunci Kota" atau lebih populer disebut Lockdown.

Wuhan dan beberapa kota lainnya di China ditutup baik untuk keluar maupun untuk masuk. Warganya disuruh berdiam di rumah, pabrik-pabrik, tempat usaha, mall dan area publik langsung ditutup. 

Pemerintah langsung mengambil alih dan mengawasi seluruh aktifitas wargannya hingga produksi dan distribusi barang konsumsi untuk warganya pun diambil alih dan diatur pemerintah.

Ada dua aspek yang membuat China berhasil menjalankan program Lockdown: (1) Aspek Politik dan (2) Aspek Teknologi. Kedua aspek itu sangat strategis dan saling mendukung. 

Aspek Politik. 

China kita kenal sebagai berfaham komunis ini, dimana negara sangat dominan mengatur warganya. Apalagi dalam keadaan darurat seperti ini.

Sentra pemerintahan langsung menerapkan sistem totaliter terhadap warganya demi kelangsungan hidup warganya.

Di sisi lain rakyatnya sangat kooperatif, mereka menuruti semua arahan dari negara tanpa syarat. Mereka berkeyakinan bahwa apa yang ditempuh pemerintah adalah yang terbaikm bagi warganya. Hal itu dibuktikan dengan terjaminnya semua kebutuhan dasar warganya.

Kebijakan pemerintah yang tepat dan cepat disertai kepercayaan dan kepatuhan warganya membuat China yang berpenduduk 1,4 milliar ini mampu keluar dari krisis yang maha hebat ini.

Kondisi psiko-politik warga, terutama petugas medis juga dirasakan sangat membantu dalam penanganan pasien yang sakit. Mereka bekerja siang malam tanpa lelah. Dengan jiwa dan semangat nasionalisme yang tinggi mereka rela meninggalkan keluarga. 

Aspek Penguasaan Teknologi. 

Terutama teknologi komputer dan internet. Begitu kebijakan Lockdown ditempuh pemerintah langsung membuat beberapa aplikasi digital dalam memantau warganya. 

Seluruh warga diharuskan menginstall pada gadget mereka, beberapa aplikasi pelaporan dan mengunduh secara rutin petunjuk dan arahan dari otoritas kesehatan.

Dalam aplikasi berbasis internet itu warga secara rutin diminta melaporkan kondiri kesehatan diri masing-masing, seperti : temperatur tubuh dan kondisi medis. Mereka juga ditanya perihal tempat-tempat yang mereka kunjungi dan orang-orang yang mereka temui. 

Laporan per inidividu ini kemudian diolah dengan algoritma (program pintar) tertentu sehingga dapat diketahui dengan cepat sehingga status kesehatan seseorang. 

Bila ditemukan gejala yang mencurigakan maka aplikasi langsung memberikan arahan apakah seorang harus mengisolasi diri attau harus dijemput untuk dibawa ke rumah sakit.

Adanya jutaan CCTV yang tersebar diseluruh wilayah China dianggap sangat membantu. CCTV di China yang dilengkapi dengan aplikasi pengenal wajah dapat melacak kegiatan seseeorang dua minggu terakhir.

Selain terknologi di atas, China juga memanfaat keunggulannya dalam bidang teknologi sipil bangunan dan ilmu kedokteran Berapa rumah sakit dibangun hanya dalam tempo 4 hari. Sehingga banyak warga yang dinyatakan positif dapat dengan segera ditangani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun