Mohon tunggu...
Tria Felle
Tria Felle Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Renungan di Balik Euforia Piala Dunia di Papua yang Kayak ada Ribut-ributnya

1 Juli 2018   14:48 Diperbarui: 1 Juli 2018   15:03 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Macetnya jalan raya karena konvoi, tingkah laku yang tercemar karena kata-kata makian dan saling bully, terlintas sebuah pertanyaan tentang rasa cinta yang dimiliki bagi sang Ibu pertiwi.

Di saat bendera negara lain berkibar dengan gagahnya di halaman rumah, tidak terlihat sang saka merah putih menemani mereka. Jangankan dikibarkan, dimiliki saja mungkin tidak. Walaupun ini hanya tentang bola dan hiburan yang harus dimaklumi karena baru datang setelah 4 tahun sekali, tapi haruskah kita? Pantaskah? Atau sebegitu berharganya hingga nyawa pun rela dipertaruhkan?

Bukankah miris sekali saat kita berada di atas tanah Ibu Pertiwi ini kita menjadi begitu cinta akan negara lain? Bukankah sayang sekali, dengan berpijak di atas tanah Ibu Pertiwi ini, kita malah berdiri dan menaikkan bendera negara lain dengan bangganya? 

forum.lowyat.net
forum.lowyat.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun