Macetnya jalan raya karena konvoi, tingkah laku yang tercemar karena kata-kata makian dan saling bully, terlintas sebuah pertanyaan tentang rasa cinta yang dimiliki bagi sang Ibu pertiwi.
Di saat bendera negara lain berkibar dengan gagahnya di halaman rumah, tidak terlihat sang saka merah putih menemani mereka. Jangankan dikibarkan, dimiliki saja mungkin tidak. Walaupun ini hanya tentang bola dan hiburan yang harus dimaklumi karena baru datang setelah 4 tahun sekali, tapi haruskah kita? Pantaskah? Atau sebegitu berharganya hingga nyawa pun rela dipertaruhkan?
Bukankah miris sekali saat kita berada di atas tanah Ibu Pertiwi ini kita menjadi begitu cinta akan negara lain? Bukankah sayang sekali, dengan berpijak di atas tanah Ibu Pertiwi ini, kita malah berdiri dan menaikkan bendera negara lain dengan bangganya?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H