Mohon tunggu...
Tria Felle
Tria Felle Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ayo Coba Belajar Sedikit Dialek Papua Biar Kita Bisa Berbincang Akrab!

15 Juni 2018   22:44 Diperbarui: 27 Agustus 2020   23:47 61558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Papua, pulau yang berada di ufuk timur Indonesia ini merupakan pulau terbesar di Indonesia dan terbesar kedua di dunia dengan luas 808.105 Km. Pulau ini sering disebut dengan Bumi Cenderawasih. 

Masyarakatnya yang identik dengan kulitnya yang hitam dan rambut keritingnya, dengan gaya berbicara yang cukup khas, yaitu nada yang cukup tinggi, dialek yang tegas, dan tempo yang cepat membuat kebanyakan orang di luar Papua sulit memahami apa yang dibicarakan. 

Sebenarnya jika dicermati, dialek Papua (bukan bahasa Papua, karena bahasa daerah itu sangat banyak) yang dipakai itu bahasa Indonesia yang disingkat-singkat, atau yang ditambahi sendiri. Untuk menyebut subjek adalah sebagai berikut:

Saya disebut "Sa"

Kamu: Ko

Dia: De

Kita: Kitorang/Kitong/Tong

Mereka: Dorang/Dong

Kalian: Kamorang/Kam

Dan kalau sudah lupa nama dan ingin memanggil, panggil saja "Wee, atau Woii". Wkwk

Berikut adalah beberapa kata yang sering kita gunakan. Di sini kamu akan melihat bahwa ini tidak lebih dari bahasa Indonesia yang disingkat-singkat: 

  • Iya: Iyo/Yoi
  • Tidak: Tra
  • Jangan: Jang
  • Tidak apa-apa: Trapapa
  • Mau/Ingin: Mo
  • Tidak mau: Tramau
  • Pergi: Pi
  • Punya: Pu
  • Baru/lalu: Bar
  • Dengan: Deng
  • Sudah: Su
  • Nanti/Akan: Nan 
    Foto: Tribunnews.com
    Foto: Tribunnews.com

Nah karena jika saya menyebutkan satu-satu kata maka tidak akan ada habisnya, jadi mari kita belajar memperkenalkan diri terlebih dalam Bahasa Indonesia dialek Papua (versi saya, hehe) 

Nama saya, tempat tanggal lahir saya, alamat saya, asal saya, hobi saya, saya bersekolah di... 

*Sa pu nama ..., sa lahir di ..., tanggal .... Sa tinggal di ..., sa pu asal dar ..., sa pu hobi ..., sa skolah di ..., dst...

Sekarang, lakukan sebaliknya yaitu bertanya tentang seseorang:

Nama kamu siapa? Tempat tanggal lahirmu? Alamat kamu di mana? Asal kamu dari mana? Hobi kamu apa? Kamu bersekolah di mana?

*Ko pu nama sapa? Ko pu tempat tanggal lahir? Ko tinggal di? Ko pu asal dar mana? Ko pu hobi apa? Ko skolah di mana? dst... 

Mudah bukan? Kamu tinggal mengganti subjeknya saja jika ingin menanyakan tentang orang lainnya (de, dong, kam, dsb).

Tambahkan "kah"

Saat bertanya, dalam dialek Papua sering ditambahkan kata "kah" di bagian akhirnya, dengan nada yang sedikit naik (untuk bertanya) ini contohnya:

*Ko su makan kah? Ko su mandi kah? Ko tau kah? Ko su bikin tugas kah? dsb.

Namun, kata ini juga bisa ditambahkan untuk meminta tolong seseorang, tetap ditambahkan di akhir kalimat namun dengan nada yang makin merendah, contohnya:

*Ko bikin sa pu tugas kah, kam bantu mama masak kah, ko pi beli sa pu obat kah, ko antar sa kesini kah, dsb 

Tambahkan "toh"

Ada lagi tambahan lainnya,yaitu kata "toh". Kata ini dipakai untuk mempertegas sesuatu yang sudah dikatakan sebelumnya, entah itu dalam bentuk pertanyaan maupun pernyataan, contohnya:

Kemarin ko tra masuk skolah too? Iyo toh!

Tambahkan "e"

Sedangkan, jika kalian ingin membujuk seseorang atau dalam situasi dimana hal tersebut harus, atau itu kalian inginkan untuk dilakukan nanti, tambahkan kata "e" di belakang kalimat, contohnya:

Besok ko jemput sa e? Nan ko datang ke rumah e! Jang lupa belajar e! Ingat makan e! Dsb

Baiklah, sampai di sini belajar-belajarnya. Bagaimana? Unik? Sulit? Atau justru ada yang sudah bisa merangkai kalimatnya sendiri? Dicoba dahulu kalimat sederhana yang bisa kalian rangkai setelah mempelajari kata dan istilah sederhana ini (tunjukkan di komentar yaa, hehe)

Jang lupa komen e? 

Salam dar anana Papua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun