Mohon tunggu...
Dwi Andini
Dwi Andini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Prodi Sosiologi UNJ 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masalah Kemiskinan

25 Maret 2023   20:38 Diperbarui: 25 Maret 2023   21:24 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara umum, definisi kemiskinan adalah kondisi seseorang atau kelompok yang tidak mampu untuk memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya. Dikatakan penduduk miskin yaitu, memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan (GK). Jika kita lihat definisi kemiskinan menurut para pakar sebagai berikut :

  • Menurut Soerjono Soekanto, kemiskinan adalah keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
  • Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya akibat kemampuan yang dimiliki ataupun terdesak keadaan.

Masalah kemiskinan ini merupakan masalah multidimensi karena banyak faktor tidak hanya di bidang ekonomi, tetapi juga di bidang politik, sosial, budaya, dan sistem sosial lainnya. Kemiskinan menurut Suharto (2005) disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 

  • Faktor individual, faktor ini berkaitan dengan aspek patologis. Orang menjadi miskin itu disebabkan oleh perilaku atau kemampuan individu itu sendiri yang miskin dalam menjalani kehidupan.
  • Faktor sosial, adanya faktor sosial yang menyebabkan seseorang menjadi miskin. Misalnya, ada diskriminasi gender, usia, etnis, dan kondisi sosial ekonomi keluarga individu yang miskin biasanya menyebabkan kemiskinan antargenerasi.
  • Faktor kultural, kondisi dari suatu kualitas budaya yang menyebabkan kemiskinan. Konsep ini biasanya menghubungkan kemiskinan dengan kebiasaan hidup. Misalnya, sikap "malas", mudah menyerah, kurang memiliki etos kerja, sikap-sikap seperti ini sering dijumpai pada masyarakat miskin.
  • Faktor Struktural, faktor ini berkaitan dengan struktur sosial yang tidak adil sehingga menyebabkan seseorang atau kelompok menjadi miskin. Misalnya, pajak dan iklim investasi lebih menguntungkan orang kaya dan pemodal asing untuk terus memupuk kekayaan.

Untuk mengatasi masalah kemiskinan ini sebenarnya pemerintah sudah mengeluarkan begitu banyak program yang ditujukan untuk mengatasi masalah kemiskinan yaitu salah satunya dengan upaya mewujudkan kesejahteraan sosial. 

Beberapa upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan antara lain, dengan memberikan beasiswa bagi siswa yang miskin atau tidak mampu seperti KJP,KIP, dan Bidikmisi. Kemudian pemerintah juga memberikan  bantuan sosial untuk masyarakat seperti BLT, RASKIN (Beras miskin), memberikan kredit kepada masyarakat miskin, dan masih banyak lagi.

Walaupun pemerintah sudah banyak mengeluarkan program untuk mengatasi masalah kemiskinan, akan tetapi masih banyak kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Alasan masalah kemiskinan sulit diatasi kemungkinan disebabkan adanya kesulitan dalam mengukur konsep kemiskinan dan kesulitan dalam menentukan akar dari masalah itu sendiri. 

Kesulitan dalam mengukur konsep kemiskinan, karena kemiskinan selalu dipandang sebagai keadaan dimana seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya yang paling dasar. Padahal untuk mengukur kemiskinan kita tidak bisa hanya memakai indikator-indikator ekonomi saja, melainkan juga memakai indikator yang non-ekonomis. 

Kemudian sulit menentukan akar dari kemiskinan juga membuat masalah kemiskinan ini tak kunjung selesai. Dalam pandangan makro, kemiskinan dipandang sebagai efek dari struktur masyarakat seperti struktur sosial, politik, budaya dan ekonomi yang bersifat eksploitatif. Sedangkan dalam pandangan mikro, kemiskinan dipandang sebagai efek dari individu itu sendiri, yaitu individu tidak memiliki jiwa kewirausahaan, malas, berorientasi masa lalu, dan bersifat eksklusif.  

Menurut pendapat Korten (1990), menyatakan bahwa pendekatan pembangunan terutama terutama pembangunan ekonomi telah menghasilkan tiga krisis global utama yaitu, kekerasan, kemiskinan, dan kerusakan lingkungan. Pembangunan ekonomi seringkali mengabaikan pembangunan yang bersifat berkelanjutan, terjadinya kesenjangan sosial, kehilangan kesejahteraan diakibatkan karena kapasitas individu rendah dan sebagainya.

Konsep pembangunan sosial bisa dikatakan sebagai salah satu kunci keberhasilan untuk mengatasi masalah kemiskinan. Konsep pembangunan sosial secara konseptual lebih berorientasi pada prinsip sosial dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi. 

Pembangunan sosial berusaha menggabungkan berbagai macam pendekatan, baik scientific, maupun humanis. Tujuan dari pembangunan sosial itu pada dasarnya adalah untuk meningkatkan taraf hidup manusia sehingga bisa melewatkan suatu upaya-upaya yang bisa berakibat mengalami keterbelakangan secara kesejahteraan. 

Dalam konsep kesejahteraan sosial, masyarakat tidak hanya diukur dengan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat, melainkan ketika masyarakat dapat mengelola masalah-masalah sosial (misalnya kemiskinan, kriminalitas, dll). Untuk melakukan hal tersebut dibutuhkan peningkatan kapasitas individu dan masyarakat.

Dengan meningkatnya kapasitas individu dan masyarakat maka mereka akan mampu memenuhi kebutuhan dasar, mengolah masalah-masalah sosial, dan mampu memaksimalkan peluang yang ada.

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi kemiskinan tidak akan berhasil bila tidak didukung oleh komponen pembangunan lainnya, baik itu pihak swasta, masyarakat, maupun individu itu sendiri. 

Untuk terbebas dari kemiskinan diperlukan kemauan yang kuat dari individu serta dukungan dari berbagai pihak, terutama dalam akses pemberdayaan secara mandiri maupun melalui keterlibatan pihak lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun