Dengan cara ini yang mau ditunjukkan oleh Doni Monardo adalah melarang eksploitasi emas Gunung Botak di Pulau Buru harus ada solusi tepat kepada masyarakat sehingga mereka diberi peluang lain yang lebih menjanjikan daripada hanya sekedar melarang dan tidak ada solusi yang tepat diberikan. Â
Kesimpulan dari ketujuh catatan ini layaknya membangun persepsi dalam seminggu dimana derap langkah Doni Monardo dicatat per harinya adalah keteguhan seorang Doni Monardo untuk datang menyelamatkan manusia dan lingkungannya.Â
Maluku adalah laboratorium bagi Doni Monardo membangun masyarakat dan dia sukses membangkitkan semangat masyarakat untuk bisa masuk dalam peradaban yang berkualitas sebagai manusia ciptaan Khalik. Masalah yang timbul apakah konsep ini mau dilanjutkan atau tudak dilanjutkan oleh Pemerintah Maluku sebagai basis program untuk mengeluarkan masyarakat Maluku dari lingkaran kemiskinan, namun sejarah manusia Maluku telah mencatat bahwa Doni Monardo telah membangun landasan rumah yang kokoh dalam arti landasan yang cocok dengan ekologi Kepulauan Maluku.Â
Membangun pilar dan atap bangunan sehingga terwujud rumah besar Maluku memang belum selesai. Khalik di tahtaNya tidak pernah tidur dan selalu mencatat semua perbuatan manusia untuk memanusiakan manusia.Â
Doni Monardo memang seorang Jendral cerdas, penuh dengan visi-misi hidup dan berani keluar dari tangsi militer untuk menyatukan langkahnya membangun masyarakat dan lingkungannya. Itulah esesnsi membangun manusia yang senantiasa tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya.
Penulis Prof.Dr.Ir Max Marcus Pattinama,DEA (Guru besar Etno Ekologi Universitas Pattimura Ambon)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H