Mohon tunggu...
Amrullah Usemahu
Amrullah Usemahu Mohon Tunggu... -

KUASAI LAUT - KUASAI DUNIA\r\n" Terus Berkarya Demi Perikanan Jaya"

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Secercah Harapan dan Berjuta Cinta dari Papua (Catatan Perjalanan dalam Program Holistik Bersama Sesjen Wantannas RI Bag. I)

27 September 2018   16:20 Diperbarui: 28 September 2018   13:05 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengutip lirik sebait Lagu  AKU PAPUA :

Tanah Papua tanah yang kaya
surga kecil jatuh ke bumi
Seluas tanah sebanyak madu
adalah harta harapan

 

Lirik lagu ini mengawali tulisan saya saat bersama Sesjen Dewan Ketahanan Nasional RI Letjen TNI Doni Monardo dan Tim Program Holistik berjumlah sekitar 50 orang yang terdiri dari 8 Kementerian/lembaga, Akademisi dan pelaku usaha di bidangnya masing-masing seperti Bukalapak, Kopi Kapal Api, Sagu Riau, Bogasari, Kopi Sapalewa,Sinar Mas, Indofood, Rajawali Group dan lainnya melakukan serangkaian kunjungan ke Provinsi Papua dan Papua Barat. Perjalanan itu dimulai sejak 24-27 september 2018 dengan mengunjungi 3 Kota yakni Jayapura, Manokwari dan Sorong. Judul tulisan saya ini terinspirasi saat saya mengikuti tim holistik dan berada di sebuah danau di wilayah kabupaten Jayapura, diatas sebuah bukit yang indah dan danau itu berbentuk LOVE atau Cinta yang diberi nama danau Emfote yang berada pada dusun Putali. Tatap muka yang dilakukan menjelang gelap malam dan berteman senter HP ini untuk menjadi penerangan lampu adalah cerita unik tersendiri bagi saya. Selain itu apresiasi kepala suku dan masyarakat yang hadir dan begitu antusias dengan memberikan banyak doa dan harapan terhadap program holistik yang akan dilaksanakan diharapkan menjadi spirit baru bagi masyarakat untuk mengelola potensi sumberdaya alam dengan baik demi peningkatan kesejahteraan hidupnya.

 

Saya (Penulis) dilahirkan di Jayapura, disaat ayah saya bertugas sebagai Anggota Kepolisian di Irian Jaya (nama PAPUA kala itu) dan bertugas hampir 15 tahun di Jayapura maupun Wamena. Setelah puluhan tahun lamanya akhirnya saya dapat menginjakan kaki kembali di tanah kelahiran saya tecinta ini dengan turut serta dalam rombongan Setjen Wantannas. Kota Jayapura terlihat semakin berkembang dengan menggeliatnya pembangunan infrastruktur seperti gedung, jalan, jembatan dan infrastuktur lainnya. mengunjungi Jayapura ibaratnya pulang ke rumah sendiri yang menyimpan banyak kenangan manis disini.

pendeta2-5baca0b8c112fe17961ffca5.jpg
pendeta2-5baca0b8c112fe17961ffca5.jpg

 

Saya melihat banyak perubahan yang sangat siginifikan terhadap Irian Jaya (Papua & Papua Barat) dan Program Holistik yang dibawa Sesjen Wantannas akan membawa semangat Papua dan Papua Barat yang ASASI(Adil,Setara dan Sejahtera) dalam Bingkai NKRI merupakan harapan baru bagi Masyarakat di tanah Papua.

Saya mengutip pernyataan Pdt. M.P.A Maury dari Forum Komonikasi Umat Beragama (FKUB) Papua yang menyatakan bahwa "Buat apa merdeka kalau kita tidak sejahtera, salah satu jalan menuju kesejahteraan itu adalah melalui program yang dibawa sekarang ini , selain itu kedatangan Letjen TNI Doni Monardo merupakan jawaban atas doa-doa kami selama ini. 

Dengan menginisiasi serta membawa program holistik ke tanah Papua dan menjadikan potensi sumberdaya alam yang hijau dan biru untuk dikembangkan maka itulah sesungguhnya kebutuhan dasar masyarakat yang harus di menjadi prioritas utama sebagai basis kekuatan pangan kita. Ketahanan holistik itu ada pada mental dan spritual sebagai bagian dari Nasionalisme dan implementasi penghayatan dan pengamalan Pancasila dan UUD 1945.

Jangan kemudian  kita hanya tersandera dengan jabatan dan otoritas semata". Dukungan dari Tokoh agama lainnya datang dari pdt. Lipiyus Biniluk dan Pastor Jhon Jonga yang juga mengapresiasi kepada sesjen Wantannas yang memberikan perhatian khusus bagi masyarakat di Bumi Cendrawasih, program ini dianggap brilian yang seharusnya dilaksanakan dari dulu, tetapi tidak ada kata terlambat untuk meningkatkan kesejahteraan. Para tokoh agama akan mendukung serta terlibat dalam program tersebut"

 

sagu1-5bac9d1abde5752d60317092.jpg
sagu1-5bac9d1abde5752d60317092.jpg

Selama ini kalau kita berbicara Papua maka pastinya ada dua hal yang selalu menjadi sorotan dan menjadi bahan diskusi yakni terkait Freport dan Papua merdeka. Isu ini terlihat hanya dimainkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memancing perhatian dunia internasional serta ingin memperkeruh suasana politik di Papua.

Padahal sudah jelas hasil Pepera tahun 1969 bahwa Papua itu adalah bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bagi saya sebenarnya Isu yang lebih penting saat ini adalah bagaimana mensejahterahkan masyarakat Papua dan Papua Barat dengan mengelola potensi kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan jumlahnya sangat besar tersebut yang selama ini terlihat kurang diperhatikan atau terpinggirkan.

Misalnya saja potensi Sagu yang arealnya mencapai 5.210 ribu Ha dan merupakan areal yang terbesar.  jika dapat dikelola secara baik akan sangat meningkatkan pendapatan, membuka lapangan pekerjaan serta kesejahteraan masyarakat. 

Selain itu masih banyak lagi potensi yang bisa dikembangkan seperti kopi, pala, karet, matoa, peternakan babi, maupun ikan. Pendekatan holistik yang dilakukan Wantannas saat ini adalah lebih pada membangun karakter diri (character building) masyarakat agar mampu memaksimalkan pengelolaan sumberdaya alam yang ada.

3-5baca0cc6ddcae4835418413.jpg
3-5baca0cc6ddcae4835418413.jpg

 

Sebagai seorang anak muda, saya yakin apa yang digagas Sesjen Wantannas melalui pendekatan holistik berbasis kesejahteraan ini akan sangat berdampak positif dan menyentuh kebutuhan masyarakat setempat.

Sinergitas dan kolaborasi yang ditunjukan lewat tim holistik yang terdiri dari berbagai elemen lembaga ini akan mempercepat proses implementasi program di masyarakat.

Antara Pemerintah, Swasta, Akademisi dan masyarakat adalah satu kesatuan yang tidak bisa dilepaspisahkan. komitmen yang kuat dan kefokusan dalam menjalankan program pemberdayaan ini pastinya berimplikasi pada berhasilnya program itu sendiri.

Ini telah ditunjukan dengan keberhasilan pendekatan program emas biru dan emas hijau di Maluku dan Maluku utara serta program citarum harum di Jawa Barat yang dilakukan oleh Letjen TNI Doni Monardo. 

Memang keberhasilan sebuah program tidak dapat diukur sebatas angka-angka statistik saja tetapi partisipasi masyarakat serta implementasi yang berkelanjutan melalui pendampingan secara terpadu merupakan hal penting dalam menilai keberhasilan program itu sendiri.

  

rakyat-putali3-5baca120aeebe10ed167a0a4.jpg
rakyat-putali3-5baca120aeebe10ed167a0a4.jpg

Kiranya program holistik dalam konteks pengembangan potensi emas biru dan emas hijau  yang akan dikembangkan di Provinsi Papua dan Papua Barat dapat menjadi secercah harapan diantara banyak harapan yang ada dari tanah Papua karena berjuta cinta ada disana guna mewujudkan Papua dan Papua Barat Yang ADIL, SETARA DAN SEJAHTERA (ASASI)

  

PENULIS : AMRULLAH USEMAHU (AWARDEE BIT- LPDP/TIM EMAS BIRU PATTIMURA)

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun