Wisata air (Pasar Terapung) sekaligus wisata religi merasakan sholat dipinggir sungai.Â
3. Kuliner  khas Banjar
Kuliner itu terkait pengolahan makanan salah satunya hasil kegiatan memasak.  Banyak sekali makanan Banjar dari gurih hingga manis.  Sayuran Banjar cenderung bersantan dan gurih. Hasil olahannya tak lepas dari ikan. Terkait dengan wilayah  Kalimantan Selatan banyak sungai dan rawa. Hasil olahan sebelum jadi masakan iwak pakasam, iwak basamu, iwak karing (Sapat, Haruan karing, Puyau karing).
Ada olahan dari jerami cempedak, namanya Mandai. Pengolahannya dengan cara dikupas kulit luarnya diambil daging putihnya. Direndam dengan air garam. proses permentasi kira-kira 3-4 hari. Siap digoreng atau di tumis.
Kalangkala, buahnya seperti alpukat, di rendam setengah hari dengan garam, sudah siap konsumsi.
4. Pasar Tradisional
Pasar tradisional tempat belanja mata, makanan, produk lokal khas Kalimantan Selatan. Obyek foto seperti  buah, sayuran khas Banjar.  Bisa melihat relasi masyarakat lokal. Di pasar tradisional, dulu  saya masih mengenal pedagang-pedagangnya.  Setiap saya kembali ke kampung halaman adanya saja yang menyapa. Acil-acil (tante) penjual ikan terutama. Saya senang juga mendengar bahasa Banjar mereka yang cepat, baricau,  terdengar seperti dengung lebah kalau tidak mengerti bahasa Banjar, he he.
Sekarang saya sudah tak mengenal pedagang. Banyak pedatang.
5. Â Kesenian daerah Banjar
Palui adalah sosok lucu seperti kabayan di masyarakat Sunda. Menyentil tanpa membuat orang tersinggung. Biasanya saya baca di koran langganan Abah. Sekarang saya tidak  tahu apakah masih ada cerita Palui dalam koran berbentuk kertas.
Madihin, adalah kesenian bercerita dengan bernyanyi dan memukul rebana. Biasanya isinya juga lucu dan menghibur.
Kesenian Tangklong biasanya  di malam bulan Ramadan. Senang melihat kreasi masyarakat lokal. Belum kesampaian menyaksikan taklong dengan menggunakan perahu.
Cerita tentang rasa rindu pada kampung halaman bisa banyak halaman. Semoga bermanfaat menambah khasanah pengetahuan budaya. Bagi saya pribadi pulang kampung adalah tadabur alam, mensyukuri ciptaan Allah. Semoga dengan selalu bersyukur menambah bekal kampung akhirat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H