Kue berasal dari kata serapan dari bahasa Hokkian ko (wikipedia) terlihat jejak sejarah  pengaruh  seni memasak  dari Tiongha. Indonesia mempunyai banyak jenis kue, kue kering, kue basah, kue pastri, dan kue bolu. Biasanya berbahan dasar dari tepung terigu, tepung beras,  tepung ketan, sagu, santan. sekarang bahkan ada dari tepung ubi, tepung bekatul. Campuran bahan kue pada umumnya gula, telur. Cara memasak ada dengan memanggang, membakar, dikukus, digoreng.
Indonesia sangat kaya dengan variasi kue. Tak ada data yang pasti  jumlah kue di Indonesia. Pastinya ratusan atau bahkan ribuan. Sedang  di Kalimantan Selatan sering masyarakat lokal menyebut ada 41 kue.  Biasanya bagi orang mampu disajikan dalam acara behantaran (acara lamaran atau saat acara pernikahan). Kue disebut wadai dalam bahasa Banjar.
Pada Bulan Ramadan sering ada pasar wadai dikelola oleh pemerintah daerah setempat. Tiba Lebaran bila tidak bisa membuat kue bisa langsung memesan di rumah pembuat kue atau toko atau di pasar tradisional.
Saya tinggal di Jakarta belum pernah pesan pada pembuat kue Banjar di Jakarta. Biasanya kue khas Kalimantan Selatan, ada pada saat halal bihalal. Dulu setiap tahun rutin diselenggarakan oleh perkumpulan orang Kalimantan Selatan di Jakarta. Paling  sering saya  dibawakan Ibu saya atau anak saya bila berlebaran ke Jakarta. Kue favorit kami sekeluarga adalah
1. Bingka
Kue ini kategori sulit membuatnya. Kata teman saya yang pernah membuat secara tradisional membakarnya di atas pedapuran (tungku dari tanah liat) di bakar di atas bara, berjam-jam. Rasa bingka dengan dibakar seperti ini lebih legit dan wangi. Memasaknya bisa dengan oven juga, dibakar diatas kompor.
Jenis bingka ada
Bingka Kentang. Bahan dasar tepung, telur bebek, kentang kukus, vanila, gula pasir, santan. Cara membuatnya dengan cara dibakar.
Bingka Tapai. Bahan dasarnya bukan kentang melainkan tape khas Kalimantan Selatan.Pewarnanya dari daun katuk.  Sama seperti bingka kentang, bingka tapai juga dibakar.
Bingka Telur. Berbahan dasar telur. Biasanya dibuat dengan cara dikukus.
2. Amparan Tatak
Kue basah ini berbahan dasar dari tepung beras, santan, telur dan pisang. Biasanya kalau di Kalimantan Selatan menggunakan pisang Talas atau Minurun. Di Jakarta saya menggunakan pisang Kepok atau pisang Raja. Pilih pisang Kepok dengan rasa manis, sebab kadang ada yang terasa asam.
Beberapa kali saya  pernah membuat kue ini. Pernah juga gagal karena bagian atas dari kue basah ini harus lembut tidak keras. Mengikuti resep kadang bisa berhasil kadang tidak.
Saya pernah mengajak anak saya memasak kue ini. Tak hanya menikmati hasilnya dari membuat kue ini. Ada bounding saya dengan anak. Ia juga menggunakan jari tangannya untuk memotong. Kata guru TKnya, kegiatan memotong pada saat memasak  untuk dasar menulis. Anak merasakan lembut dan kasar pada kue. Mengerti rasa manis pada kue. Juga mengenal kuliner khas asal daerah ibunya. Dulu saya membuat dengan nenek saya. Beliau dulu sering membuat kue ini untuk lebaran.Â
3. Wadai Ipau
Menurut gastronomi kue ini ada pengaruh dari budaya Arab dan Melayu. Bahan dasar  daging dan tepung. Aroma khas bumbu kari berpadu dengan daging mengundang selera.  Membuatnya perlu kesabaran karena dibuat perlapis. Saya belum pernah membuat tetapi suami pernah membuat bersama anak-anak. Dalam sekejap habis. Menurut anak saya rasa cenderung pasta atau juga mendekati lasagna. Beda umur beda perspektif rasa tentang wadai  Ipau. Saya dan anak.
Tertarik untuk icip, Yuk berkunjung ke Kalimantan Selatan! Oh ya Bingka bisa dijadikan oleh-oleh dari Kalimantan Selatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H