Bulan Januari-Februari saya mulai mencari biro travel  sesuai budget. Sayang disayang bulan Maret, umroh ditiadakan sementara oleh pemerintah Arab Saudia. Saya tenang dan sabar, pasti ada hikmahnya.
Beberapa bulan kemudian, adik saya mengalami kesulitan keuangan, mengakibatkan ia tidak bisa membayar cicilan mobil. Sudah beberapa kali pihak peminjam menagih cicilan. Adik meminjam untuk membayar cicilannya. Saya ikhlas walau saya tahu waktu pengembalian belum jelas.
Ikhlas itu sulit. Impian bertahun-tahun untuk melakukan ibadah ke tanah suci, pupus sudah. Saya tidak putus asa, pasti Allah sudah mencatat setiap niat baik. Bila umur saya tidak sampai ke tanah suci, berarti hal tersebut sudah takdirnya demikian.
Ada rasa bahagia ketika bisa berbagi, walau nilainya kecil. Bahagia tidak dinilai dari materi yang kita miliki. Banyak bentuk memberi atau berbagi. Bisa berupa peduli terhadap lingkungan. Saya belajar memilah sampah dari kegiatan ulang tahun sekolah anak. Bulan Februari ada lomba challange memulai hidup hijau. Selama lima hari berturut-turut posting foto di sosial media. Tantangannya berupa: memilah sampah, belanja membawa wadah dan membawa kantong ramah lingkungan, membawa botol, membuat kreasi penyimpanan sampah, dan membawa eco cutlery set
Usai tantangan tersebut, saya belajar hidup hijau. Sampah basah saya masukkan dalam komposter. Kemasan, sampah plastik, saya kumpulkan, nantinya akan saya serahkan pada pengolah kemasan.
Menyenangkan ketika ada lomba menanam sayur dengan pemanfaatan barang bagus. Saya berkesempatan memfoto kegiatan gabungan RW 03 dan RW 06, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Botol kemasan dijadikan pot. Botol menjadi menarik karena dilukis. Indah dan bermanfaat. Memperpanjang penggunaan botol.
Peduli pada lingkungan yang saya lakukan hanya titik kecil. Saya belum menghantarkan seseorang menjadi lebih baik. Tetapi saya yakin langkah kecil saya tetap berarti bagi kehidupan anak cucu.
Kumpulan titik bahagia akan menjadi sebuah garis kebahagiaan. Kadang trendnya ke atas atau malah ke bawah. Bila trend ke bawah kita sikapi dengan positif dengan  selalu berbagi, memberi, dan lebih baik lagi bisa menyantuni, trendnya dalam hati akan selalu ke atas. Semua kebaikan akan menghantarkan kebahagiaan. Seperti karywan JNE  lakukan. Mereka melakukan perjalanan dari satu pintu ke pintu lain. Meningkatkan ketrampilan pelaku UMKM. Pelaku UMKM meningkat pendapatannya. Produk dari UMKM bisa dinikmati konsumen karena diantar oleh JNE. Â