Pada tahun 2015, Indonesia sukses menjalankan MDGs, sehingga PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) membuat program baru yang bernama SDGs atau Sustainable Development Goals yang biasa disebut pembabngunan berlanjut. Program ini memiliki tujuan untuk membuat kehidupan manusia tidak terbelakang dan menjadi lebih baik. Sehingga di dalam SDGs terdapat pembahasan mengenai permasalahan hangat yang biasa terjadi di masyarakat. Seperti kemiskinan, pendidikan, pengangguran, dan lain sebagainya. Dengan SDGs ini, harapannya permasalahan yang ada tadi dapat terselesaikan dengan baik.
Tentunya peran para pemuda pada zaman ini sangatlah penting dan menjadi penggerak utama. Karena kedepannya mereka akan menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Selain itu, pemuda sendiri memiliki pengertian sebagai generasi yang produktif (usia 15-64) yang tentunya memiliki jumlah jauh lebih besar daripada generasi yang kurang, belum, Â dan tidak produktif. Berdasarkan data yang ada, generasi produktif di Indonesia ada sebanyak 64% dari jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 297 juta jiwa pada periode 2030-2040.
Sehingga dapat kita lihat pada UU No. 40 Tahun 2009 yang berisi bahwa pemuda adalah WNI berusia 16-30 tahun. Nah, maka dari itu jika dicocokkan dengan Survei Nasional pada tahun 2019, ternyata pemuda menyumbang sekitar 64 juta jiwa atau seperempat dari total populasi Indonesia itu sendiri. Sehingga Indonesia memiliki potensi yang cukup baik di bidang pembangunan. Apalagi jika para generasi pemuda ini memiliki berbagai macam keterampilan. Maka dari itu mereka diharapkan dapat memberi kontribusi nyata terhadap kemajuan NKRI di masa depan.
Berdasarkan survey yang telah dipaparkan pada bagian pendahuluan, SDGs Indonesia telah memperoleh peringkat 102 dari 196 negara. Padahal skor rata-rata 196 negara adalah 65. Sehingga ini menandakan rendahnya perolehan nilai Negara kita yang hanya bias menyentuh angka 64 atau termasuk di bawah rata-rata. Padahal menurut Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 telah dicantumkan tentang Cara Pelaksanaan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Namun, realisasinya di sini yang masih belum dapat kita lihat.
Inilah yang merupakan kendala utama dalam melaksanakan pembangunan keberlanjutan di Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena kurang maksimalnya koordinasi dan kerja sama baik itu dari pemerintah maupun dari masyarakat dan juga kurangnya peran aktif masyarakat Indonesia sendiri. Padahal Indonesia sendiri berusaha untuk berperan aktif dalam mengatasi masalah kemisknan dan ekonomi dengan melakukan program UMKM, penggunaan kendaraan listrik, dan lain sebagainya. Maka dari itu, menurut Wakil Presiden Indonesia, K.H Ma'ruf Amin di dalam pertemuan (UN-ESCAP) atau Pertemuan Sosial PBB Asia Pasifik menyatakan bahwa peran aktif masyarakat dalam mendukung dan menerapkan kegiatan SDGs ini sangatlah penting dan krusial.
Untuk itu, alangkah baiknya apabila diadakan pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran demi menjaga kelestarian lingkungan hidup. Sebagai contoh adalah kegiatan Zero Waste ini merupakan salah satu bentuk keskesadaran dalam hal menjaga lingkungan dari efek penggunaan plastic yang berlebihan. Tentunya kegiatan ini memiliki banyak dampak positif di bidang kesehatan lingkungan dan dapat digunakan sebagai contoh untuk menyadari betapa pentingnya SDGs bagi kita.
Di Indonesia sendiri, perkembangan SDGs sudah cukup pesat. Dapat dilihat dengan adanya kompetisi debat SDGs yang diadakan oleh UNDP atau United Nations Development Programme yang bekerjasama dengan BAPPENAS (Pembangunan Nasional), Kementrian Luar Negeri, dan juga Tanoto Foundation. Di dalam kompetisi tersebut, para peserta diminta untuk berpikir kritis dalam rangka  untuk mencari alternative agar SDGs ini dapat tercapai di masa Covid-19.Â
Dari kompetisi tersebut, diharapkan agar para mahasiswa dapat membantu percepatan SDGs. Ada pula Seminar Online yang membahas pengaruh pandemic terhadap target SDGs. Nah, ternyata salah satu langkah yang dilakukan pemerintah Provinsi Gorontalo adalah dengan merelokasi APBD 2020 untuk ditujukan pada bidang kesehatan, social, dan pemberdayaan masyarakat melalui UMKM.
Sehingga kita bias melihat peran penting mahasiswa sebegai generasi emas 2045 menuju 100 tahun Indonesia merdeka harus memiliki sikap yang kritis, mandiri, dan peduli terhadap lingkungan. Khususnya dalam rangka mewujudkan SDGs ini. Maka dari itu ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendukung program SDGs, diantaranya :
- Memiliki kesadaran bahwa SDGs merupakan program yang penting
- Berpartisipasi dalam terlaksananya SDGs, khususnya di masyarakat
- Analitis dan teliti terhadap perkembangan SDGs Indonesia
Angka kesuksesan dalam mencapai SDGs akan mudah diraih apabila para pemuda, khususnya di Indonesia ini memiliki cukup kemampuan dan keterampilan, serta adanya akses yang berupa bendidikan berkualitas seperti pendidikan karakter. Sehingga di masa depan, program SDGs akan dengan mudahnya terlaksana di tangan para pemimpin Negara beberapa tahun ke depan. Dengan ini, kesejahteraan masyarakat sudah pasti akan meningkat dan terjamin. Tidak ada lagi kemiskinan, kekurangan dalam segi ekonomi, dan dapat sejajar dengan Negara maju di tingkat Internasional. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama menyukseskan kegiatan SDGs ini demi menyongsong 100 tahun Indonesia Merdeka di tahun 2045.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H