Namun,atmanya mengerang.
Dia tidak kuasa melihatnya.
Nastabastala yang semula terlihat biru,
Namun sekejap berubah menjadi kelabu.
Apakah hatinya terasa pilu?
Kisahnya memang telah rampung.
Tapi,mengapa perasaannya tidak pernah rumpang?
Haruskah dia kokoh dengan adorsi yang telah lamaÂ
Terpatri dalam sanubari?
Hatinya remuk redam.
Asmaraloka membelenggu dalam kesenduan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!