Pendekar Ponorogo
Cerita Sate Madura ini berawal dari sebuah kunjungan penguasa Sumenep Jawa Timur yang bernama Arya Panoleh ke kediaman kakaknya yang bernama Batara Katong penguasa Ponorogo.
Sesampainya di sana, Arya Panoleh di suguhi makanan unik berupa daging yang di tusuk dengan lidi dan dibaluri dengan bumbu. Arya Panoleh sempat menolak untuk mengkonsumsi hidangan tersebut, sebab ia belum pernah memakan makanan tersebut.
Tetapi bukan kakak namanya jika sang adik tidak mau menuruti titahnya. Batara Katong lalu bercerita bahwa makanan yang di suguhinya adalah santapan para pendekar Ponorogo. Kebetulan pada waktu itu Arya Panoleh memakai pakain warok yang serba hitam serta kaos bergaris-garis yang menjadikan sebuah tanda ciri khas orang Madura.
Pada awalnya, sate yang ditusuk dengan lidi hanya berada di Sumenep, sebelum akhirnya menyebar luas ke berbagai daerah di Nusantara.
Pedagang Jalanan di Jawa
Kisah lain yang terkait dengan asal-usul lahirnya sate Madura iyalah penuturan dari mulut ke mulut  masyarakat Nusantara hingga kini di percaya. Yakni pada abad ke-19, sate Madura lahir pertama di tangan pedagang jalanan di wilayah Jawa.
Pada saat itu banyak pendatang dari wilayah Arab serta Pendatang muslim Tamil dan Gujarat yang berasal dari India.
Saat hari raya Idul Adha tiba, daging kurban yang kerap di panggang oleh para keturunan Arab untuk merayakan hari raya Idul Adha.
Begitulah sejarah singkat lahirnya kuliner Nusantara yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Jadi jika kalian berkunjung di pulau Madura tanpa mencicicpi kuliner trdisional ini, maka kalian belum layak dikatakan pengunjung pulau kecil yang terletak di sebelah timur laut pulau Jawa ini. Kalian dapat menjumpai kuliner ini di berbagai warung kecil dan stand-stand yang berada di sepanjang jalan raya Madura.Â
Makanan ini biasanya di sajikan dengan bumbu halus kacang yang kelezatannya menandingi kelezatan saos-saos ala chef terkenal serta lontong atau ketupat. Untuk harga jangan ditanya lagi, pastinya sangat murah poll. Kalian cukup merelakan uang sebesar Rp.6000,- kalian sudah bisa menikmati sate mini yang berisi 5 daging pertusuk. Cukuplah ya, buat pengganjal perut sebelum berangkat bekerja.