Â
DESA TAMPAKANG
Untuk mencapai Desa Tampakang kami melewati pasar tradisional yang memiliki pelabuhan di belakangnya. Kami menumpang sebuah kapal feri berwarna hijau dan langsung menuju desa Tampakang.Â
Sepanjang perjalanan kami kembali dihadpakan dengan hamparan yang sangat luas, namun kali ini hamparan tersebut adalah perairan yang mencapai cakrawala. Tidak ada bangunan ataupun tanah lain di titik ini. Semua hanya air tanpa fasilitas penunjang apapun.
Sesampainya di sana tim 360 indonesia sudah mengerti untuk tidak mengeluarkan ponsel ataupun kamera 360 karena renggangnya jalanan kayu di desa ini bisa mencapai 5cm dan handphone yang jatuh bisa langsung berendam di air gambut.Â
Air dari lahan gambut memang berwarna hitam dan saat dilewati kapal buihnya berwarna cokelat, persis coca cola. Meskipun begitu, jangan sekali-kali meminum air gambut, karena air gambut mengandung senyawa organik trihalometan yang bersifat karsinogenik alias dapat memicu kanker.
Di desa ini kami mengambil footage Aerial 360 yang dapat dilihat pada video BRG. Pengambilan footage aerial 360 ini cukup seru dan menghibur terutama untuk anak-anak dari desa Tampakang. Terpancar kebahagiaan dari wajah anak-anak tersebut saat melihat drone yang kami terbangkan.
Mereka tak ada lelahnya berlari dari ujung ke ujung desa mengejar drone tersebut. Setelah pengambilan gambar selesai, kami kembali ke kapal feri untuk perjalanan pulang. Saat kembali ke kapal feri tim 360 Indonesia cukup terkejut melihat anak-anak tersebut langsung melompat ke dalam air gambut dan berenang-renang di dalamnya. Setelah menyampaikan selamat tinggal kamipun kembali ke kota membawa memori yang tak terlupakan.