Kita sadar tidak semua ucapan seseorang itu benar. Termasuk, tidak semua tulisan yang ada dimedia itu valid. Tergantung dari siapa penulis atau pemilik media. Sebab itulah, tabayyun menjadi urgen.Â
Selera orang itu bermacam-macam. Ada yang suka Fanta, ada yang suka Coca-Cola, ada yang suka Teh Botol. Macam-macam kesukaan orang. Begitupula dengan ormas LDII. Dimana LDII adalah sebuah wadah. Apapun nama wadahnya, namun tetap berpedoman pada Quran dan Hadis maka kebenaran telah menjadi jaminan.Â
Legalitas LDII
LDII organisasi legal dan bervisi misi yang jelas. Visi LDII : menjadi organisasi dakwah Islam yang profesional dan berwawasan luas, mampu membangun potensi insani dalam mewujudkan manusia Indonesia yang melaksanakan ibadah kepada Allah, menjalankan tugas sebagai hamba Allah untuk memakmurkan bumi dan membangun masyarakat madani yang kompetitif berbasis kejujuran, amanah, hemat, dan kerja keras, rukun, kompak, dan dapat bekerjasama yang baik.
Misi LDII : “Memberikan konstribusi nyata dalam pembangunan bangsa dan negara melalui dakwah, pengkajian, pemahaman dan penerapan ajaran Islam yang dilakukan secara menyeluruh, berkesinambungan dan terintegrasi sesuai peran, posisi, tanggung jawab profesi sebagai komponen bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Isu yang Beredar
Dikhalayak ramai, LDII masih dipandang sebelah mata. Ada pihak yang mengatakan jika orang non-LDII masuk ke masjid LDII, maka masjid LDII akan dipel. Mari berpikir secara logis.
Jika isu ini memang benar maka orang LDII adalah orang tersibuk di Indonesia. Sebab mereka akan mengepel masjid setiap waktu sholat. Betapa berat dan melelahkan.Â
Inilah alasan kita harus kroscek. Sebaiknya kita bertanya lebih lanjut. Apakah memang seperti itu keadaannya? Mari lihat dan saksikan dengan mata kepala sendiri. Janganlah kita terjebak dalam politik monolirealitas.
Kita menganggap bahwa kita yang paling benar. Di luar kita salah. Itu tentu tak benar. Sebab untuk mengukur benar atau tidaknya sesuatu ada alat ukurnya, yakni standar baku. Dalam islam, yang menjadi standar baku ialah Quran dan Hadis.Â
Untuk mengukur bahwa LDII benar atau tidak maka pelajarilah Quran dan Hadis. Lalu, teliti apakah yang LDII lakukan selama ini bertentangan dengan nilai-nilai Quran dan Hadis atau tidak. Pada faktanya, yang LDII kaji setiap waktu hanyalah 2 kitab ini.Â
LDII Jadi Fenomena Abad ke-21
LDII telah membuktikan eksistensinya di Indonesia dan dunia. Di Indonesia sendiri, LDII turut membantu pemerintah diberbagai bidang. Mulai dari agama, pendidikan, ekonomi, sosial budaya dll.Â
Pada Januari 2014 yang lalu, LDII telah menyebar di 42 negara. LDII pun banyak menjadi pembicaraan hangat kalangan bawah, menengah hingga atas.
LDII ramai diperbincangkan karena memiliki tujuannya yang mulia, yakni mengajak manusia untuk memurnikan ibadah kepada Allah SWT. Harapannya satu, untuk masuk ke dalam surga dan selamat dari api neraka.Â
Makassar, Kamis 6 Februari 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H