Mohon tunggu...
Madin
Madin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penyuka bubur kacang hijau, wartawan, penulis, fotografer, peminat travelling dalam rangka menyaksikan kebesaran Allah SWT, Motto : Menulis untuk berbagi. Berucap, bertindak dan berbuat sesuatu yang bisa memberi manfaat kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bupati Bantaeng: Coba Dengarkan Rakyat!

7 Oktober 2014   02:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:08 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="768" caption="Bupati Bantaeng, Prof. Dr. Ir. H. M. Nurdin Abdullah saat memberi sambutan dalam seminar nasional dan workshop maritim 2014 "][/caption]

(Catatan Seminar Nasional dan Workhop Maritim 2014)

BANTAENG - Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah mengurai akar dan solusi kemiskinan bangsa saat menjadi pembicara seminar nasional dan workhop maritim yang digelar di Balai Kartini, Jalan Kartini, Bantaeng, Sulawesi Selatan, Kamis (2/10/2014). Seminar tersebut adalah buah kerjasama Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulsel, Pemerintah Kabupaten Bantaeng dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Sulsel. Nurdin mengatakan, sebenarnya cara menyelesaian persoalan kemiskinan bukan dengan kartu kesehatan, Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau raskin. “Harus lihat apa sih persoalan mengapa dia miskin?” katanya. Nurdin menggambarkan kehidupan masyarakat pesisir. Di Sulsel, kata Nurdin, nelayan masih jauh tertinggal dalam bidang industri penangkapan. “Sementara negara maju, saat tidur-tiduran, mereka bisa melihat gerakan ikan di bawah laut. Ini teknologi,” ujar alumnus Jepang itu. Nurdin melanjutkan, ia pernah berkunjung ke Vietnam melihat pabrik pengolahan ikan. Ternyata ikan yang diolah berasal dari Indonesia. “Ikan Indonesia dikirim ke Vietnam. Diolah disana,” imbuhnya. Bupati dua periode itu menyimpulkan, jangan membuat program diluar kebutuhan rakyat. Jika berorientasi proyek maka uang negara akan habis. “Coba dengarkan rakyat!” pesannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun