Mohon tunggu...
Syamsurial Sad
Syamsurial Sad Mohon Tunggu... Lainnya - Dibuat dengan sebenarnya sesuai ktp

seorang pria, lahir 13/08, di Pangian-Lintau, Prop. Sumbar. Pensiunan PNS . Tinggal di Koto Baru, Kabupaten Solok, Prop. Sumbar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tidak Selalu “Diam Itu Emas”

20 Februari 2012   00:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:27 1740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_163833" align="alignleft" width="300" caption="Ssssst, diam. sumber foto : ichsandi.blogspot.com"][/caption] Dalam kehidupan sehari-hari, bila seorang lebih banyak ngomong dari berbuat maka akan dikatakan kepadanya bahwa “diam ituemas”. Maksudnya tentu kalau dia banyak ngomong akan menyebabkan orang lain ada yg akan tersinggung hingga akan menimbulkan gesekkan dg dia, akan lebih baik dia diam hingga tidak menimbulkan dosa. Ternyata tidak selalu orang yg diam saja akan lebih baik dari pada ia ngomong. Bila kita perhatikan Al Qur’an dan Hadis Nabi maka akan kita temukan bahwa pada saat teretentu kita harus bicara tidak boleh diam saja karena kalau kita diam malah kita akan berdosa.

Ada empat situasi atau kondisi menurut Al Qur’an dan Hadis yg mengharuskan seseorang untuk bicara atau melakukan sesuatu, kalau dia diam makabisa menyebabkan ia berdosa. Empat situasi atau kondisi tersebut adalah :

  1. Ketika kemungkaran terjadi didepan mata. Maksudnya bila seseorang melihat didepan matanya terjadi kemungkaran atau hal yg melanggar aturan, maka jatuhlah hukumnya wajib bagi dia untuk berbicara atau berbuat untuk mencegah kemungkaran tersebut. Misalnya dalam rumah tangga bila orang tua melihat anak-anaknya tidak melaksanakan solat maka orang tua wajib menegur atau menyuruh si anak untuk melaksanakan solat atau dilingkungan tempat tinggal bila ada orang minum-minuman keras atau berjudi maka wajib hukumnya kita melakukan pencegahan agar hal itu tidak terjadi, tentu saja dg cara-cara yg baik dan benar.Tidak boleh kita mengatakan EGP (Emangnya Gue Pikirin). Dalil yg mengatakan ini dapat dilihat dalam Al Qur’an Surat ke 5 (Al Maidah) ayat 78-79.
  2. Ketika diam tiada untungnya. Kondisi ini dicontohkan Allah dalam Al Qur’an surat Luqman (31) ayat 19 dg suara keledai. Dimana dikatakan seburuk-buruk suara adalah suara keledai. Maksudnya setiap binatang diberi tanda dg suaranya misalnya ayam berkotek, harimau mengaum, kucing mengeong dan lain sebagainya, menurut asbabun nuzul ayat diatas keledai tidak akan mengeluarkan suara kecuali bila menguntungkan bagi dirinya. Dalam keadaan se hari-hari, misalnya dalam suatu rapat seorang akan diam saja dia baru akan bicara bila pembicaraan yg disampaikannya akan menguntungkan bagi dirinya.
  3. Ketika Menyembunyikan Kesalahan. Dirumah orang sibuk mencari kenapa vas bunga kesayangan mama pecah atau siapa yg memecahkan ? Sang pelaku diam aja pura-pura nggak tahu, Diam seperti ini adalah dosa, bersikaplah jentel lah (gentle kali ya), bersuaralah aku yg memecahkan. Kondisi ini sering terjadi dalam persidangan, ketika seorang hakim bertanya saksi atau terdakwa akan menjawab nggak tahu Yg Mulia, atau saya lupa atau diam saja. Dalili yg mengatakan dosa diam dalam kondisi seperti ini dijelaskan dalam Hadis Nabi, hadis No. 1071 dalam buku Hadis At Tarmizi.
  4. Diam Orang Yg tahu (karena ilmunya). Dalil diam seperti ini juga diterangkan dalam Hadis Nabi, hadis No. 2004 Buku Hadis At Tarmizi. Diam dalam kondisi ini sangat membahayakan dapat juga dinamakan diamnya ahli seperti yg pernah terjadi ketika hancurnya pesawat ruang angkasa Amerika, karena adanya kebocoran kecil yg secara teknis ada pakarnya di darat yg mengetahui kondisi kebocoran tsbt tapi ia diam saja.

Pernahkah anda berada dalam salah satu kondisi diatas ? dan anda diam saja ? kalau ya dimasa akan datang, jangan diam saja bicaralah atau berrbuatlah. Tentu dg cara yg benar karena kalu kita lakukan dg sembrono seperti yg banyak dilakukan sekarang oleh LSM-LSM yg memaksakan kehendak maka akan menimbulkan masalah baru.

Bicaralah seperti yg dikatakan dalam surat Al ‘Ashr Illallaziina aamanu wa’amilusholihat watawa soubul haq watawa soubisobr.(Yg tidak merugi adalah orang yg beriman dan melakukan amal kebaikkan dg saling menasehati supaya mengikuti kebenaran dan saling menasehati dg sabar.

Fa’tabiru ya ulil absor, Jadikanlhah i;tibar hai orang berpandangan luas. Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun