Mohon tunggu...
Syamsurial Sad
Syamsurial Sad Mohon Tunggu... Lainnya - Dibuat dengan sebenarnya sesuai ktp

seorang pria, lahir 13/08, di Pangian-Lintau, Prop. Sumbar. Pensiunan PNS . Tinggal di Koto Baru, Kabupaten Solok, Prop. Sumbar.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kelok 44, 9 dan Si Nona

1 Agustus 2010   02:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:24 6312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_212042" align="alignleft" width="140" caption="plank nama kelok ke 44, sumber : s3kitarkita.blogspot.com"][/caption] Di alam banyak kita temui  fenomena pembelokan yang menghasilkan apa yang dikenal sebagai "Kelok". Kelok-kelok ini menghasilkan keindahan yang tiada tara hingga banyak Kelok  telah menjadi tersohor / populer oleh karena keindahannya tersebut. Untuk memudahkan menyebut dan mengenalnya maka  Kelok-kelok tersebut diberi nama. Pemberian nama didasarkan atas beberapa hal  antara lain  : 1) Jumlah Kelok yang ada   sepeti  Kelok Sembilan, Kelok Ampek Puluah Ampek (44), 2) berdasarkan bentuknya misalnya Kelok  S, Kelok Indah, 3)sejarah atau legenda yg terjadi  seperti Kelok Si Nona. Dipagi Minggu yang cerah ini saya ingin mengajak kompasianer Keindahan Kelok - Kelok yang terdapat di Ranah Minang, untuk melepas kepenatan setelah banyak yang stres di IB -Bloging Kompasiana Day pada Kamis yang lalu. Kita mulai perjalanan dari kelok terbanyak  "Kelok 44". Kelok 44 adalah suatu jalur perjalanan darat yang akan kita tempuh bila melakukan perjalanan dari Bukit Tinggi menuju Danau Maninjau. Jalanan menurun dan berkelok-kelok sejauh 10 kilometer itu melalui 44 kelokan. Setiap kelok itu diberi nomor berurut. Sepanjang perjalanan dari Bukittinggi menuju danau ini, para wisatawan akan disuguhin pemandangan yang sangat indah berupa sawah-sawah yang berbentuk terasiring, pancuran-pancuran air dari sungai yang bertingkat-tingkat, serta hijaunya deretan Bukit Barisan. Disepanjang perjalanan di kelok-kelok yang empat puluh empat itu kita akan dapat menikmati keindahan Danau Maninjau dan sekitarnya [caption id="attachment_211999" align="alignnone" width="300" caption="Salah satu Kelok dan Danau Maninjau di kejauhan, sumber : www.trekearth.com, diunduh via Google"]kendaran dikelok 44, sumber checool.blogspot.com, diunduh via Google [/caption] Alam Danau Maninjau sangat menakjubkan.Danau ini merupakan danau vulkanik, yaitu danau yang cekungnya terbentuk karena letusan gunung berapi. Terletak di kecamatan Tanjung Raya, kabupaten Agam, pada ketinggian 461,50 meter dari permukaan laut. Luas permukaan Danau Maninjau lebih kurang 99,5 km persegi, dengan kedalaman maksimum 495 meter. [caption id="attachment_212010" align="aligncenter" width="300" caption="Penggemar Para Layang juga bisa menyalurkannya, di sini, sumber : www.antara-sumbar.com "][/caption] Selain panorama alam Maninjau, di kelok tertentu anda juga dapat menyaksikan kera-kera jinak yang dilindungi bergerombol di pinggir jalan. Kera-kera tersebut biasanya menunggu orang-orang yang lewat menjatuhkan makanan untuk mereka. Ketika makanan tersebut sudah jatuh, maka kera-kera tersebut langsung berebutan untuk mengambil makanan itu. Gerembolan kera tersebut merupakan objek wisata fauna yang memberikan nilai tambah kepada kelok 44. [caption id="attachment_212011" align="aligncenter" width="186" caption="seekor kera sedang menikmati makanan yg diperolehnya dari wisatawan, sumber : novisafitri.blogspot.com"][/caption] Kelok berikutnya yg populer di Sumatera Barat adalah  " Kelok  9 ". [caption id="attachment_212029" align="aligncenter" width="228" caption="tidak hanya jalan, kelapa pun bisa berkelok sembilan, sumber : kfkkompascomsfkphotos"][/caption] Kelok 9 terletak di daerah Kabupaten 50 Kota sekitar 147 KM dari Padang , 55 KM dari Kota Bukit Tinggi, dan 23 Km dari Kota Payakumbuh. Kelok Sembilan ini adalah merupakan jalur jalan raya yang menghubungkan Padang, Bukit Tinggi dan Payakumbuh di Sumatera Barat dengan Kota Pakan Baru di Propinsi Riau, salah satu jalur padat lalu lintas kendaraan,  Jalan di belokkan-belokan ini cukup sempit hingga sering menimbulkan hambatan perjalanan. [caption id="attachment_212018" align="aligncenter" width="300" caption="Kelok 9 sebelum dibangun jembatan Layang, sumber : subkiskeigoblogspotcom"][/caption] [caption id="attachment_212021" align="alignleft" width="357" caption="Jembatan Layang sedang disiapkan, dok-bbpjn-ii"][/caption] Untuk mengatasi hambatan tersebut sekarang telah dibangun Jembatan Layang.  Jembatan Layang berbelok pertama yang terdiri dari enam jembatan dengan total panjang 963 meter, menghubungkan Sumbar dengan perbatasan Riau dan dijadwalkan selesai pada 2009, Namun karena kekurangan dana mungkin baru tahun 2011 akan siap Berdasarkan hasil studi apabila jembatan ini dioperasikan maka akan dilalui 6.800 kendaraan tiap hari, sedangkan pada hari libur bisa mencapai 11.350 kendaraan. [caption id="attachment_212036" align="alignright" width="300" caption="kelok sembilan -dok-bbpjn-II"][/caption] Kelok Si Nona Lintasan kelokan Si Nona terletak  antara kampung Mandeh dengan dermaga Carocok (Kabupaten Pesisir Selatan), Kelokan yang tajam dengan hadangan laut lepas, siap memangsa siapa saja yang tidak berhati-hati di kelokan satu ini,  merupakan kelokan yang sangat terjal dan terbilang angker. Sebab orang-orang yang melintas di daerah ini, sering melihat seorang anak gadis berparas cantik, berbau harum dan beramput panjang. Menurut cerita, gadis tersebut penjaga kelokan yang terjal itu. Si gadis bisa dilihat tapi tak bisa dipegang. Ia hanya menampakkan wajah sesekali saja dan bila terlihat ia segera  menghilang dan tak bisa dicari. Masyarakat kampung Mandeh menyebutnya dewa penjaga jalan.Tapi jangan takut, selagi tidak berbuat kejahatan disana pastilah kita akan selamat sampai tujuan. Sebenarnya ingin menambahkan Kelok-kelok lain disini, tapi sudah dululah, capek deh. Selamat menikmati  dan salam 34rs.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun