Mohon tunggu...
33_Shofiya Nafsan Zakiyyah
33_Shofiya Nafsan Zakiyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Halo, Saya Shofiya Nafsan Zakiyyah merupakan mahasiswa semester 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia

11 September 2024   19:36 Diperbarui: 11 September 2024   19:42 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Menurut Winslow (1920), Kesehatan Masyarakat merupakan ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Di Indonesia, sejarah kesehatan masyarakat mencerminkan perjalanan panjang yang penuh dengan tantangan dan kemajuan. Memahami sejarah ini tidak hanya memberi wawasan tentang pencapaian di masa lalu, namun juga membimbing untuk memberikan upaya-upaya ke depan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

            Di Indonesia, sejarah perkembangan ilmu kesehatan masyarakat dapat dibagi menjadi dua periode. Periode yang pertama yaitu saat masa penjajahan Belanda. Saat itu, sistem kesehatan di Indonesia sangat berfokus pada kepentingan kolonial. Pemerintah Belanda menerapkan berbagai kebijakan kesehatan, tetapi program kesehatan yang dibuat untuk masyarakat pribumi sangat terbatas, sehingga tidak mencukupi kebutuhan dasar masyarakat.

            Pada tahun 1888, dibangunlah pusat laboratorium kedokteran di Bandung yang kemudian berkembang di kota-kota besar lainnya, seperti Medan, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium ini digunakan untuk menunjang pemberantasan penyakit malaria, lepra, cacar, gizi, dan sanitasi. Seiring dengan perkembangan tersebut,  di tahun 1851 berdirilah sebuah Sekolah Dokter Jawa yang bernama STOVIA. Lalu, tahun 1913, didirikan sekolah kedokteran kedua di Surabaya dengan nama NIAS. Dari sekolah inilah, kajian ilmu kesehatan masyarakat mulai berkembang dan menghasilkan dokter-dokter hebat yang memajukan program kesehatan masyarakat. Akhirnya, STOVIA berubah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di tahun 1947, dengan salah satu departemen yang dikembangkan adalah Ilmu Kesehatan Masyarakat.

            Periode kedua yaitu setelah kemerdekaan, dimana Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam membangun sistem kesehatan yang inklusif dan merata. Pemerintah yang baru dibentuk mulai merancang kebijakan untuk melayani masyarakat. Di tahun 1951, dr. Leimena dan dr. Patah memperkenalkan Bandung Plan, yaitu metode pemulihan sakit dan upaya pencegahan kepada masyarakat dan lembaga kesehatan. Bandung plan memiliki tujuan program yaitu promotif, preventif, dan kuratif sebagai satu kesatuan dalam system pelayanan kesehatan. Sebagai hasilnya, pada tahun 1956, dibentuk Proyek Bekasi di Lemah Abang sebagai petunjuk untuk pelatihan, pelayanan, dan pengelolaan program kesehatan masyarakat pedesaan di Indonesia.

            Di tahun 1956, sekembalinya Prof. Mochtar dari Harvard University, Ia mendirikan Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran (IKM-IKP) di Universitas Indonesia dan mulai mengajarkannya di berbagai univeritas. Di saat yang sama, Prof. Sulianti Saroso, Prof. Barmawi Wongso Kusumo, dan Prof. Sabdoadi mulai mengajarkan IKM di Universitas Airlangga. Tetapi, upaya yang dilakukan tidak berjalan dengan lancar tanpa adanya sebuah Fakultas Kesehatan Masyarakat. Akhirnya, di tahun 1959, Prof. Muchtar mengusulkan gagasan pendirian Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia.

            Berdasarkan SK Mendiknas No. 26/1965, berdirilah Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia dengan dekan pertamanya yaitu Prof. Sayono Sumodijoyo. Diikuti dengan berdirinya FKM di Universitas Hasanuddin pada 5 November 1982, lalu FKM di Universitas Airlangga dan Universitas Sumatera Utara pada 21 Oktober 1993, serta FKM Universitas Diponegoro pada 21 November 1993. Sejak saat itu, semakin banyak universitas di Indonesia yang mendirikan Fakultas Kesehatan Masyarakat.

            Perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dari periode penjajahan Belanda hingga kemerdekaan Indonesia, sistem kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami banyak perubahan. Pada masa penjajahan sistem kesehatan hanya berfokus pada kepentingan kolonial, namun setelah kemerdekaan, Indonesia menunjukkan komitmen yang lebih besar terhadap kesehatan masyarakat. Inovasi seperti Bandung Plan dan Proyek Bekasi menggambarkan upaya Indonesia dalam membangun sistem kesehatan masyarakat yang lebih merata. Selain itu, dengan pendirian Fakultas Kesehatan Masyarakat di universitas-universitas di Indonesia menjadi tonggak penting dalam pendidikan dan perkembangan di bidang kesehatan masyarakat.

KATA KUNCI : Indonesia, Kesehatan, Masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

AIPTKMI. 2024. Sejarah AIPTKMI. https://aiptkmi.com/ver2/profile/#:~:text=Pada%20tahun%201956%2C%20Profesor%20Mochtar,yang%20mengikuti%20perkembangan%20di%20Amerika [online]. (diakses tanggal 4 September 2024 )

Arifin, dkk. (2023). Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Purbalingga: EUREKA MEDIA AKSARA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun