Mohon tunggu...
Sani Mulyasari
Sani Mulyasari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Halo

Selanjutnya

Tutup

Diary

Memori Kecil bersama Ayah

26 September 2022   09:22 Diperbarui: 26 September 2022   09:36 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua bulan yang lalu aku pergi ke kebun bersama nenek,kebun nenekku berada di dataran yang  tinggi. Diatas sana aku bisa melihat gunung yang berdiri saling berdekatan,sawah yang begitu luas,dan burung-burung yang terbang dengan bebas.
Memori yang tidak bisa aku lupakan dimana disaat aku melewati dua pohon yang sangat berkesan dalam hidupku.

Sepuluh tahun yang lalu disaat umurku delapan tahun,aku selalu menghabiskan waktu bersama dengan ayah,bagaimana tidak setiap sore pada bulan Ramadhan aku dan ayah selalu menerbangkan layang layang disana,aku yang menerbangkan layangan dengan cara berlari lari tanpa arah sambil memegang tali layangan,layangan yang aku terbangkan tidak terbang layangan itu hanya menyeret tanah.

Terkadang aku kesal karna layangan yang aku terbangkan tidak pernah terbang,saat itu ayahku hanya menertawakanku yang kesal dengan layangan.

 Setelah itu ayahku menerbangkan layangan ku ia berkata "tebisaeun die kubapa apungkeuna" (Gabisa yah sini ayah yang terbangin layangannya)disitu aku hanya tersenyum dengan malu.

Setelah layanganku terbang aku selalu berteriak"aantengan euy"(main tenang/santai euy) aku selalu berkata seperti itu karna aku selalu kesal layanganku sering kali di kalahkan/ putuskan oleh layangan lain,kalo layangannya putus aku suka kesal kadang suka marah-marah sendiri haha.

Tapi kemarahan itu redam dengan cepat karna ayah berkata "itu tinggal aya layangan nu eleh" (Liat itu ada layangan yang kalah) akupun sontak berlari bersama ayahku, aku yang lari tanpa arah,aku yang lari karna melihat orang lain berlari mengejar layangan itu meski saat ini aku tau aku tidak akan bisa menangkap benang layangan itu, tapi ayahku hebat dia bisa mendapatkan layangan nya akupun tersenyum sangat bahagia.

Ayah memberi layangan yang ayah dapat kepadaku sontak aku memakai layangan itu ke punggungku,yahh seperti kalian memakai tas selempang cuman bedanya ini lDua bulan yang lalu aku pergi ke kebun bersama nenek,kebun nenekku berada di dataran yang tinggi. Diatas sana aku bisa melihat gunung yang berdiri saling berdekatan,sawah yang begitu luas,dan burung-burung yang terbang dengan bebas. 

Memori yang tidak bisa aku lupakan dimana disaat aku melewati dua pohon yang sangat berkesan dalam hidupku. 

Sepuluh tahun yang lalu disaat umurku delapan tahun,aku selalu menghabiskan waktu bersama dengan ayah,bagaimana tidak setiap sore pada bulan Ramadhan aku dan ayah selalu menerbangkan layang layang disana,aku yang menerbangkan layangan dengan cara berlari lari tanpa arah sambil memegang tali layangan.

Layangan yang aku terbangkan tidak terbang layangan itu hanya menyeret tanah, terkadang aku kesal karna layangan yang aku terbangkan tidak pernah terbang,saat itu ayahku hanya menertawakanku yang kesal dengan layangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun