Bahasa Indonesia yang telah dikenal oleh khalayak umum merupakan bahasa Melayu yang menjadi lingua franca atau bahasa perhubungan di Nusantara kala itu. Bahasa Melayu telah ada dan digunakan terlebih dahulu. Keberadaan bahasa Melayu pun dapat ditilik dalam saat persiapan Kongres Pemuda tahun 1926, para pemuda masih mempermasalahkan tentang sebutan bahasa persatuan Indonesia. Kemudian M. Tabrani mengusulkan bahasa Melayu diganti dengan istilah bahasa Indonesia dan hal ini pun disetujui bersama pada 2 Mei 1926.Â
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam laman resminya telah mencantumkan bahwa bahasa Melayu telah berada di kawasan Asia dan khususnya Asia tenggara sejak abad ketujuh. Pernyataan ini juga tentu didukung oleh adanya beberapa prasasti sepeti prasasti Talang Tuo di Palembang, bahkan prasasti Karang Brahi di Jambi. Keberadaan prasasti-prasasti ini telah ada sejak tahun 680-an.Â
Selanjutnya, untuk sejarah perkembangan bahasa Indonesia dapat disoroti melalui zaman Sriwijaya yang menggunakan bahasa Melayu untuk menjadi bahasa pembelajaran kebudayaan dan hingga pada saat penyebaran agama Kristen oleh para pendeta-pendeta dan orang Belanda pada saat masih berada di Indonesia.Â
Bahasa Melayu yang merupakan cikal bakal bahasa Indonesia telah berkembang dengan sangat pesat di Indonesia, bahkan sebelum bahasa Indonesia pertama kali resmi di umumkan pada sumpah pemuda. Bahasa Indonesia sejak dahulu telah membentuk bangsa dan mempersatukan keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki tingkat kemajemukan yang sangat tinggi. 3 Bahasa pada dasarnya adalah media untuk berkomunikasi ternyata memiliki eksistensi yang lebih lagi. Bahasa mencakup hampir seluruh lapisan masyarakat, bahkan kebudyaan itu sendiri. Banyak sumber yang mengupas fungsi bahasa Indonesia, salah satunya Arifin (2008:12) kedudukan bahasa Indonesia memiliki fungsi berikut.Â
1) Lambang kebanggaan bangsa. Bahasa Indonesia mencerminkan setiap nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.Â
2) Lambang identitas nasional. Bahasa Indonesia merupakan identitas ataupun jati diri dari orang-orang ataupun penduduk Indonesia.Â
3) Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya. Bahasa Indonesia menghindarkan segala aktifitas yang dapat menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat yang majemuk.Â
4) Alat pemersatu suku budaya dan bahasanya. Bahasa Indonesia mempersatukan setiap suku-suku di Indonesia yang memiliki bahasa dan kebudayaan yang berbeda dengan total tujuh ratusan bahasa daerah, bahasa Indonesia pun menyatukan. Dengan demikian, peranan bahasa Indonesia adalah krusial dalam menunjang bangsa dan negara serta setiap dari pada rakyat Indonesia. Perkembangan bahasa Indonesia telah melalui sejarah yang cukup teramat panjang.Â
Melalui kilas balik sejarah yang telah dipaparkan di atas, dapat dengan jelas diketahui bahwa bahasa Indonesia telah menjadi begitu kuat hingga saat ini karena telah melalui proses yang unik. Berawal dari bahasa Melayu, kontak dengan budaya asing yang kemudian menggunakan bahasa Melayu dan menjadi bahasa yang akhirnya diganti dengan istilah bahasa Indonesia pada tahun 1926. Bahasa Indonesia kemudian masuk ke dalam tiga kategori perkembangan, yaituÂ
1) Bahasa pemersatu. Bahasa Indonesia pada awalnya diikarkan oleh para pemuda kembali pada tahun 1928 pada tanggal 28 Oktober dalam sumpah pemuda yang berbunyi: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia Dengan sangat jelas bahasa Indonesia pertama kali digunakan ataupun diikrarkan sebagai bahasa pemersatu pada butir ketiga. Bahasa Indonesia kemudian mulai diterima oleh masyarakat Indonesia.Â
Dengan diterimanya bahasa Indonesia, secara harfiah bahasa ini menjadi bahasa pemersatu Indonesia. Diterimanya bahasa Indonesia juga dapat tercermin dari diadakannya Kongres Bahasa Indonesia (KBI) pada tanggal 25 ---28 Juni 1938 di Solo. 4Â